Cebu, Filipina (ANTARA News) - Para penyintas Topan Haiyan memadati Bandara Tacloban di Provinsi Leyte, Filipina, untuk menunggu kesempatan mengungsi ke daerah lain setelah tempat tinggal mereka porak-poranda akibat terjangan topan.

"Kami akan mengambil kesempatan naik pesawat hari ini ke Manila," kata Glorna, satu dari ribuan orang Tacloban, Ibu Kota Provinvi Leyte, yang hendak mengungsi pada Jumat (15/11).

Glorna, yang berada pada urutan ke-266 dalam antrean, telah berada di Bandara Tacloban sejak Kamis (14/11), dan mengantri di depan lebih dari 500 orang.

Namun ia diberitahu bahwa pesawat tidak cukup karena sebagian digunakan untuk mengirim bantuan darurat.

"Tampaknya tak ada jadwal untuk pergi, meskipun ada berita baik bahwa tambahan pesawat termasuk pesawat komersial dan militer telah diatur," kata Glorna, yang bersama suami dan putranya yang berusia tujuh tahun menunggu di terminal yang penuh sesak.

Jendela dan pintu bandar udara tersebut telah hilang diterjang angin kencang yang dibawa Topan Super Haiyan.

Cebu Pacific Airlines dan Filipine Airline telah menyediakan tiket komersial buat korban yang menunggu bantuan dengan harga 2.500 peso (57 dolar AS).

Pesawat militer C130 juga disediakan untuk membantu korban, dengan jalur antrean yang lebih panjang dari penerbangan sipil karena gratis.

Umil (25) adalah korban pertama Topan Haiyan yang mengantre selama empat hari berturut-turut di luar pagar gedung bandara itu.

"Kami tak punya uang untuk membeli tiket pesawat komersial atau bus, kami berdoa semoga hari ini kami bernasib baik," kata Umil yang menunggu bersama enam anggota keluarganya.

Mereka tinggal di penampungan pengungsi yang berada tidak jauh dari bandara tacloban.

Militer Filipina telah menyatakan prioritas mereka mengungsikan korban cedera, orang tua dan anak-anak.

Liebreich, seorang anggota militer Amerika Serikat, mengatakan kepada kantor berita Xinhua bahwa setiap pesawat militer hanya mampu mengangkut sekitar 150 orang.

Ia menambahkan, lebih dari seribu orang sudah dipindahkan menggunakan pesawat.

Sepekan setelah Topan Haiyan menerjang Tacloban, kesakitan, kelaparan dan kehausan meliputi kota yang sedang terselubung hawa panas dan lembab.

Badan penanganan bencana nasional negara itu telah mencatat kenaikan jumlah korban bencana menjadi 3.000 orang pada Jumat (15/11), saat regu penyelamat mengumpulkan lebih banyak jenazah dari jalanan serta menyalurkan makanan, air dan obat-obatan dengan kecepatan tinggi.

(Uu.C003)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013