Jakarta (ANTARA News) - Para menteri ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Ministers) akan membahas mekanisme percepatan integrasi ekonomi di Kawasan Asia Tenggara yang ditargetkan maju dari 2020 menjadi 2015. "Untuk mendukung pelaksanaan percepatan integrasi ekonomi itu, AEM telah menyepakati berbagai kegiatan yang dianggap akan mempercepat ASEAN sebagai sentra produksi regional dengan akselerasi program fasilitasi perdagangan di bidang bea cukai, standard, dan transportasi secara komprehensif," kata Menteri Perdagangan (Mendag) Mari Pangestu dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa. Mendag Mari E Pangestu saat ini sedang menghadiri pertemuan AEM di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 22-25 Agustus 2006 yang membahas langkah-langkah konkrit percepatan integrasi perekonomian yang semula dijadualkan pada 2020 menjadi 2015. Pada pertemuan yang dibuka Perdana Menteri Malaysia Abdullah Badawi itu, AEM akan merekomendasikan agar pada pertemuan ASEAN Summit bulan Desember 2006 di Cebu, Philipina bisa mengesahkan percepatan integrasi ekonomi ASEAN dari 2020 menjadi 2015, di samping rekomendasi mengenai upaya finalisasi paket liberalisasi bidang jasa. Selain itu juga akan dibahas penguatan mekanisme pelaksanaan integrasi ekonomi baik di masing-masing negara ASEAN maupun dalam institusi Sekretariat ASEAN Sekretariat di Jakarta, termasuk kegiatan monitoring implementasi dari berbagai kesepakatan di ASEAN. Hari pertama, para menteri akan mendiskusikan secara intensif beberapa hal menjadi masalah dalam proses integrasi ekonomi ASEAN, antara lain lemahnya dalam soal koordinasi dan implementasi dari kesepakatan-kesepakatan yang sudah diambil. Untuk itu, Sekretaris Jenderal ASEAN diantaranya menyarankan agar para Menteri ASEAN meminta mandat baru kepada Kepala Negara ASEAN agar seluruh institusi ASEAN yang terlibat dalam kerjasama ekonomi dan integrasi bisa bekerja secara bersama dan searah dalam pencapaian target yang telah ditetapkan dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC). Liberalisasi di bidang jasa di kawasan ASEAN juga menjadi sorotan utama para Menteri, khususnya dengan mengevaluasi apakah liberalisasi melalui pendekatan "negative list" dapat dilakukan, dimana disepakati bahwa hal ini bisa dimulai terhadap 4 sektor prioritas bidang jasa, yakni pariwisata, air travel, e-ASEAN dan healthcare bisa dicapai pada tahun 2010. AEM mengesahkan hasil pertemuan ke-20 Dewan AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan pertemuan ke-9 Dewan AIA (ASEAN Investment Area), yang masing-masing telah membicarakan kemajuan yang dicapai dalam medukung integrasi ekonomi ASEAN di bidang perdagangan barang dan investasi ASEAN. AEM dalam rangkaian acaranya juga akan mengadakan konsultasi dengan sejumlah Mitra Dialog, diantaranya Jepang, Korea, India, Australia dan New Zealand serta dengan USTR (Amerika). Pada 24 Agustus 2006, ASEAN dan USTR akan menanda tangani pengaturan kerangka kerja perdagangan dan investasi (TIFA/ Trade and Investment Framework Arrangement). Terkait dengan kerjasama ekonomi ASEAN dengan berbagai negara lain itu, Mendag Mari E Pangestu mengatakan agar agar ada konsistensi yang jelas dalam proses negosiasi ASEAN dengan para mitra dialog partners yang sedang berjalan seperti RRT, Korea, Australia-New Zealand, Jepang dan India. Dengan demikian sentralitas ASEAN dalam interaksi ASEAN dengan pihak ketiga, harus dikedepankan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006