Jakarta (ANTARA) - Volkswagen dan Xpeng berkolaborasi dalam sebuah platform mobil listrik (Electric Vehicle/EV) baru yang diharapkan dapat mengurangi biaya produksi dan membantu memulihkan pangsa pasar di Tiongkok.

Para eksekutif di Wolfsburg berpikir bahwa China Electrical Architecture (CEA) yang baru, yang merupakan proyek bersama antara Xpeng dan anak perusahaan VW, Volkswagen China Technology Company (VCTC) dan CARIAD China, akan memangkas biaya sebanyak 40 persen dibandingkan dengan platform MEB saat ini yang digunakan pada mobil-mobil seperti ID.4, dan membuat mobil listrik VW sama terjangkaunya dengan mobil listrik dari merek-merek China.

Baca juga: Volkswagen rancang mobil listrik "entry-level" meluncur 2027

Carscoops pada Rabu (17/4) waktu setempat melaporkan, penghematan biaya ini sebagian berasal dari pengurangan 30 persen jumlah unit kontrol elektronik. Sistem komputer terpusat dan struktur zonal sub-sistem juga memudahkan VW untuk menerapkan pembaruan melalui udara (jaringan nirkabel) dan mengimplementasikan teknologi baru seperti fitur mengemudi otonom yang dapat diperbarui secara terus-menerus dan mulus.

VW akan meluncurkan platform ini ke pasar China pada tahun 2026 dalam bentuk dua kendaraan kelas menengah, yang pertama adalah sebuah SUV.

Namun pada tahun yang sama VW juga akan meluncurkan platform khusus China kedua yang dikembangkan bersama oleh VCTC, SAIC Volkswagen, dan FAWVolkswagen. 

Baca juga: Grup Volkswagen akan luncurkan 30 kendaraan pada 2024

Arsitektur China Main Platform (CMP) ini dirancang untuk mobil yang lebih terjangkau daripada yang akan menjadi tuan rumah CEA, dan pada awalnya akan menghasilkan empat model bermerek VW yang lebih kecil. 

Ini bukan pertama kalinya VW dan Xpeng menjadi berita utama. Tahun lalu, produsen mobil Jerman ini mengakuisisi 4,99 persen saham di perusahaan China tersebut dengan nilai sekitar 700 juta dolar AS (Rp11,3 triliun) sebagai bagian dari rencana untuk membalikkan nasibnya yang lesu di China. 

Baca juga: Volkswagen gandeng Xpeng China, kembangkan kendaraan terkoneksi cerdas

VW adalah merek besar di sana selama beberapa dekade, dan merek Barat pertama yang mengeksploitasi kemungkinan penjualan dan produksi yang ditawarkan negara itu, tetapi baru-baru ini telah berjuang melawan oposisi lokal yang semakin kompeten dan harga yang agresif serta Tesla. 

Bos VW di China, Ralf Brandstaetter, tidak ragu-ragu dalam menjelaskan mengapa produsen mobil ini sangat membutuhkan kesepakatan ini.

"Persaingan sangat ketat, dan kami harus menyesuaikan struktur biaya kami agar dapat bersaing di lingkungan ini," kata Brandstaetter kepada media lokal. 

Baca juga: Volkswagen akan luncurkan 4 kendaraan listrik di China pada 2026

Baca juga: Mobil listrik Volkswagen Rp336 juta bisa hadir di paruh kedua dekade

Pewarta:
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024