Sydney (ANTARA News) - Dinas rahasia Australia menawarkan berbagi informasi mengenai warga negaranya sendiri dengan dinas intelijen asing yang menjadi mitranya, demikian dokumen bocor seperti dikutip AFP.

Publikasi terbaru dokumen bocoran buron intelijen AS Edward Snowden yang disiarkan Guardian Australia menunjukkan bahwa Defence Signals Directorate (DSD) telah membahas opsi berbagi "informasi medis, hukum atau keagamaan".

Dinas rahasia asing yang menjadi mitra berasal dari Amerika Serikat, Inggris, Kanada dan Selandia Baru, yang biasa disebut 5-Eyes, mengoleksi dokumen yang ditandai rahasia, berdasarkan catatan dari konferensi yang diadakan di Inggris pada 2008.

Kabar ini menyusul bocoran Snowden bulan lalu mengenai penyadapan dinas mata-mata Australian terhadap pembicaraan telepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, istrinya dan lingkaran terdalam kekuasaannya.

Menurut laporan yang dibocorkan itu, DSD yang kini bernama Australian Signals Directorate, berkata pada mitra-mitra globalnya bahwa pihaknya dapat berbagi metadata tak terbatas sepanjang itu tidak menyasar warga Australia.

"Pengumpulan yang tak disengaja itu tidak dianggap sebagai masalah penting," bunyi catatan konferensi itu, kendati dinas rahasia itu memahami bahwa interogasi lebih subtansial lagi mengenai material ini akan membutuhkan surat perintah dari pengadilan.

Guardian Australia melaporkan bahwa dokumen itu memberikan penjelasan baru mengenai jangkauan sampai di mana dinas intelijen Australia berbagi informasi dengan mitra-mitra asingnya.

"Hal itu memberikan penjelasan lebih jauh bahwa setidaknya sampai batas tertentu, tak dibutuhkan surat perintah pengadilan untuk memata-matai metadata warga Australia."

Metadata merujuk pada informasi yang dihasilkan orang manakala mereka menggunakan teknologi semacam ponsel dan komputer.

Koran Australia itu mengutipkan keprihatinan pengacara HAM Geoffrey Robertson bahwa dinas rahasia telah beroperasi di luar mandat legalnya.

Mantan kontraktor Dewan Keamanan Nasional AS (NSA) Edward Snowden mendapat suaka di Rusia Agustus dan ini membuat murka AS yang ingin mendakwanya dengan tudingan spionase menyusul pembeberan data-data rahasia yang membuat hubungan AS renggang dengan sekutu-sekutunya, demikian AFP.

(G003/H-AK)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013