Tanggung jawab kerja dengan apa yang diterima tak sesuai
Jakarta (ANTARA News) - 20 tahun bertugas sebagai penjaga palang pintu di perlintasan kereta Pesanggrahan, Pondok Betung, banyak suka dan duka yang dialami oleh Dahlan (50 tahun), namun lebih banyak dukanya.

Saat ditemui di pos penjagaan yang berukuran 1,5 x 2 meter, kumuh, dengan wc kotor, Dahlan bercerita tentang pengalamannya sebagai penjaga perlintasan.

"Yang paling membingungkan saya adalah ketika banyak kendaraan roda dua dan empat melintas di perlintasan tersebut sementara kereta KRL maupun non KRL akan melintas. Palang pintu sudah ditutup, tapi pengendara tak sabar, saling klakson. Sudah ditutup, masih saja menerobos," kata Dahlan mengawali perbincangan dengan ANTARA News di pos penjagaan perlintasan, Jakarta, Rabu.

Lama kelamaan, dirinya berinisiatif melakukan "sandera" terhadap kereta yang akan melintas. Maksudnya menahan dulu kereta yang akan berangkat di stasiun terdekat.  

"Sandera dulu kereta yang akan menuju ke perlintasan Pesanggerahan sampai kendaraan di sekitar perlintasan sepi, lalu palang diturunkan sehingga tidak ada lagi yang menyerobot," kata Dahlan.

Apa yang dilakukannya itu tak lain untuk menghindari terjadinya kecelakaan. "Sebab, kalau tidak disandera, akan terjadi kecelakaan. Kecepatan kereta KRL, misalnya dari Stasiun Kebayoran Lama hanya butuh waktu 3-5 menit untuk sampai perlintasan Pesanggrahan," tutur pria yang berpangkat golongan II itu.

Dahlan yang sudah mengabdi di PT KAI selama 34 tahun juga shock ketika listrik, telepon mati. Karena hanya itu yang jadi andalan bagi Dahlan untuk menyelamatkan nyawa pengendara sepeda motor dan mobil.

Sementara HT (handy talkie) tidak ada sama sekali di pos tersebut. "Kalau sudah begitu, saya gak bisa berbuat apa-apa lagi. Saya hanya bisa pasrah," ungkapnya.

Ia mengaku, apa yang dilakukannya adalah untuk kepentingan orang banyak dan semua resiko akan ia terima termasuk dipenjara kalau terjadi kecelakaan.

"Saya hanya melaksanakan tugas saja. Tanggung jawab kerja dengan apa yang diterima tak sesuai. Pekerjaan ini sangat berat, menyangkut nyawa orang. Tapi apa mau dikata, entar repot, bisa-bisa dipecat," kata Dahlan.

"Apalagi, setiap hari, jumlah kereta yang melintas di perlintasan Pesanggrahan mencapai 80 kali (dua arah). Jam 10.00 WIB saja, sudah 36 kereta yang melintas dari Tanah Abang-Serpong dan sebaliknya," tambah dia.

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013