New York City (ANTARA) - Universitas Columbia, yang berlokasi di New York City, Amerika Serikat (AS), pada Senin (6/5) mengumumkan bahwa gelaran upacara wisuda (commencement) yang semula dijadwalkan pada 15 Mei telah dibatalkan.
Institusi tersebut akan berfokus pada penyelenggaraan perayaan dengan skala lebih kecil di berbagai fakultas di universitas itu, sembari mengatakan "perayaan skala kecil dan berbasis fakultas ini merupakan hal yang paling berarti bagi (mahasiswa) dan keluarga mereka."
Masalah keamanan dan keselamatan menjadi dasar dari perubahan tersebut, menurut juru bicara universitas itu yang tidak disebutkan namanya.
Langkah pembatalan diambil menyusul aksi unjuk rasa pro Palestina dan unjuk rasa tandingan yang berlangsung selama berpekan-pekan, yang berujung pada pendudukan Hamilton Hall, gedung akademis di kampus tersebut, oleh para mahasiswa pada 29 April.
Biasanya, upacara wisuda digelar di halaman utama Morningside Campus. Namun, area South Fields saat ini menjadi titik pusat aksi protes mahasiswa, termasuk lokasi "Perkemahan Solidaritas Gaza" yang digelar selama 14 hari.
Selama periode tidak menentu ini, beberapa kelas dialihkan ke pembelajaran secara daring dan luring. Pada akhirnya, mahasiswa tidak diizinkan memasuki kampus kecuali jika mereka tinggal di asrama.
Pengumuman itu diunggah ke situs wisuda universitas tersebut. Sebagian besar mahasiswa menerima informasi itu melalui outlet media.
Tidak ada surel resmi yang dikirimkan kepada para mahasiswa di Universitas Columbia atau Barnard College.
Sekitar 15.000 mahasiswa diperkirakan akan lulus dari universitas itu tahun ini. Jadwal dan daftar upacara individual fakultas dapat ditemukan di situs wisuda universitas tersebut.
Sementara itu, University of Southern California telah membatalkan upacara wisudanya pada 25 April akibat aksi unjuk rasa pro Palestina di kampusnya dan pandangan pro Palestina dari lulusan terbaiknya.
Universitas Columbia merupakan kampus "Ivy League" pertama yang membatalkan upacara wisudanya terkait masalah tersebut.
Pewarta: Xinhua
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024