Saya koreksi, tidak ada tim advokasi Presiden, tapi tim advokasi keluarga,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto menegaskan, tidak ada tim advokasi Presiden namun yang benar tim advokasi keluarga Susilo Bambang Yudhoyono.

Keluarga Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk tim advokasi sebagai pengacara pribadi untuk keluarga, kata Djoko Suyanto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis.

"Saya koreksi, tidak ada tim advokasi Presiden, tapi tim advokasi keluarga," katanya menegaskan.

Hal itu dikatakannya menanggapi pertanyaan wartawan terkait pemberitaan seputar penunjukan Palmer Situmorang sebagai tim pengacara keluarga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Seperti diberitakan sejumlah media massa, Palmer Situmorang dan dua anggota tim lainnya Hafzan Taher dan Bachtiar Sitanggang ditunjuk sebagai pengacara keluarga SBY untuk menghadapi fitnah yang tidak benar.

Menkopolhukam menegaskan bahwa penunjukan itu merupakan urusan SBY sebagai pribadi untuk persoalan keluarga, bukan sebagai Presiden untuk urusan pemerintahan. Untuk itu harus dibedakan.

"Palmer kan bilang kalau itu soal keluarga kan gitu, dipisahin dong, kalau aspek keluarga ya keluarga. Harus pisahkan antara ranah pribadi dan pemerintahan. Kalau aspek keluarga, ya harus keluarga yang tangani," katanya.

Ia menambahkan, penunjukan tersebut tentunya juga tidak dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. "Tidak ada kaitannya dengan APBN tapi APBK, Anggaran Pendapatan Belanja Keluarga," katanya sambil tersenyum.

Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan, penunjukan tim pengacara keluarga tersebut merupakan hal yang wajar.

"Itu kan hal yang biasa, di negara lain pun Presiden menunjuk seorang lawyer untuk sebagai pengacara keluarga. Jadi di sini tak ada yang unussual (tidak lazim). itu lazim," katanya

Ia menjelaskan, penunjukan tersebut agar nantinya fitnah tanpa dasar fakta dan kebenaran tidak berkembang. "Karena banyak yang sekarang terjadi berdasarkan gosip, tak bisa dipertanggungjawabkan," katanya.(*)

Pewarta: Muhammad Arief Iskandar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013