"Sangat menyayat hati bagiku melihat penjahat dan sejenisnya menembak dengan senjataku,"
Moskow (ANTARA News) - Mikhail Kalashnikov yang meninggal Senin pada usia 94 tahun, menciptakan senapan AK - 47 saat berusia 20-an.

"A" adalah singkatan untuk "avtomat" yang artinya senapan otomatis, sedangkan "K" singkatan dari Kalashnikov. "47" merujuk pada tahun berakhirnya kompetisi merancang senapan serbu Rusia.

Reuters melaporkan bahwa pada tahun 1949 senjata itu mulai dipakai militer Rusia dan versi selanjutnya dari AK - 47 hingga kini digunakan oleh pasukan bersenjata maupun kepolisian Rusia.

Senapan tersebut menjadi legendaris dan banyak digunakan militer, gerakan revolusi anti-Barat serta kelompok kiri di seluruh dunia.

Di sisi lain, AK - 47 juga jadi pilihan gangster, sindikat narkoba, kaum militan, dan pemberontak.

Para penggemar AK - 47 menyebut senjata itu tetap berfungsi dalam kondisi debu, pasir, dan lumpur.

Salah satu cerita mengenai senjata itu terjadi tahun 1973, saat Presiden Salvador Allende tewas dengan menggenggam AK - 47 hadiah dari Fidel Castro.

Allende tewas dalam kudeta oleh Jenderal Augusto Pinochet yang pro-Amerika Serikat.

Tiga puluh tahun kemudian, 2003, tentara Amerika Serikat yang menyerbu salah satu istana di Baghdad, Irak, menemukan AK -47 berlapis emas yang konon hadiah  milik Saddam Hussein, pemberian dari anaknya, uday.

AK - 47 juga tampil bersama pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden  dalam rekaman video saat sosok itu mengecam Barat. Bin Laden tewas tahun 2011.

"Senapan yang kuat ini, paling cepat, paling gampang, paling murah mengubah peternak, petani, guru, remaja jadi mesin pembunuh yang efektif," tulis Larry Kahaner dalam bukunya "AK-47: The Weapon that Changed the Face of War".

"Banyak ahli militer Barat menyebut AK - 47 barang rongsokan, tapi sebagian tentara Amerika Serikat memilih AK untuk tugas di Irak karena debu cenderung membuat senapan M-16 mereka macet," tulis Kahaner.

mempertahankan perbatasan
Kalashnikov punya komentar atas senjatanya yang digunakan berbagai pihak.

"Sangat menyayat hati bagiku melihat penjahat dan sejenisnya menembak dengan senjataku," kata Kalashnikov dalam rekaman video untuk konferensi senjata Rusia tahun 2009.

Kalashnikov mengatakan "senjata ini kuciptakan untuk mempertahankan perbatasan tanah air kita."

Meski AK - 47 melegenda, awalnya,  para perancang senjata Rusia menganggap remeh senapan "primitif" karya sersan Kalashnikov tahun 1942.

Dia merancang AK - 47 saat dirawat di rumah sakit di Kazakhstan akibat luka bakar dari tank pada Perang Dunia II.

Lima tahun kemudian, AK - 47 rancangannya dipilih oleh militer dari serangkaian model yang diajukan para perancang.

Kalashnikov mengatakan bahwa simpel dan dapat diandalkan adalah hal yang menyelamatkan nyawa dalam perang.

"Itu moto hidupku, aku menciptakan senjata...supaya supaya simpel dan dapat diandalkan."

Dua hal itu juga yang membuat AK - 47 gampang ditiru.

Sekitar setengah dari 100 juta Kalashnikov di dunia adalah barang tiruan yang dibuat tanpa lisensi.

Kalashnikov secara resmi digunakan di 55 negara dan beberapa negara bahkan menampilkan senapan itu dalam lambang resmi mereka.

Reuters juga menulis bahwa beberapa anak di negara berkembang diberi nama "Kalash".

Lahir dalam perang

Mikhail Timofeyevich Kalashnikov lahir pada 10 November 1919 saat perang saudara menyusul Revolusi Bolshevik.

Dia lahir dari keluarga petani di desa Kurya, wilayah Altai, Siberia bagian Selatan.

Kalashnikov, sersan saat Perang Dunia II, mendapat pangkat kolonel tahun 1969 lalu menjadi jenderal bintang dua.

Dia dua kali mendapat penghargaan "Pahlawan Buruh Sosialis" serta diberi Penghargaan Stalin dan Penghargaan Lenin.

Jika di Barat seorang penemu bisa jadi miliuner, maka di Rusia Kalashnikov tinggal di apartemen sederhana era Soviet di Izhevsk.

Pada dasawarsa 90 dia bertemu dengan pencipta M-16, Eugene Stoner.

Setelah perjumpaan itu Kalashnikov membandingkan dirinya yang hampir tidak bisa membeli tiket perjalanan Izhevk-Moskow sedangkan Stoner menerbangkan pesawat sendiri.

Penerjemah: Aditia Maruli Radja
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013