"Industri pelinting kertas sigaret merupakan salah satu industri yang inovatif karena menangkap peluang ceruk pasar di luar negeri, dengan permintaan akan lintingan kertas sigaret yang terus meningkat dari toko-toko tembakau. Selain itu, industri ini banyak menyerap tenaga kerja, khususnya tenaga kerja perempuan,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika di Jakarta, Minggu.
Secara global, katanya, nilai perdagangan untuk produk linting sigaret pada tahun 2022 mencapai 903 juta dolar AS, sedangkan Indonesia baru memenuhi sebanyak 61,8 juta dolar AS atau 3,53 persen dari nilai perdagangan dunia.
Hal itu menunjukkan potensi besar bagi produk linting kertas sigaret dalam negeri untuk meningkatkan penjualannya ke pasar internasional, sehingga apabila industri terkait bisa memaksimalkan kebutuhan pre-rolled cones global, maka penyerapan tenaga kerja bisa dilakukan secara masif.
Menurut dia, salah satu produsen besar industri kertas sigaret di Indonesia yakni PT Mitra Prodin yang berlokasi di Bali. Perusahaan tersebut memiliki kapasitas produksi 2 miliar cones per tahun, serta mempekerjakan 4.556 karyawan.
Pihaknya mencatat perusahaan di Bali itu telah berhasil menjual sebanyak 746 juta pre-rolled cones ke pasar global sepanjang tahun 2021, serta mengapresiasi produk yang dibuat karena telah berhasil memenuhi standar industri tertinggi yakni Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, dan regulasi kesehatan Kanada.
"Kementerian Perindustrian mengapresiasi PT Mitra Prodin yang telah menyerap ribuan tenaga kerja di Pulau Dewata. Terlebih lagi, sebagian besar pekerjanya adalah wanita. Kami juga mengapresiasi sumbangsih perusahaan atas devisa negara karena 100 persen produknya ditujukan untuk ekspor dengan 90 persen di antaranya diekspor ke Amerika Utara yakni Kanada, Amerika Serikat dan Meksiko, serta sisanya ke Eropa,” kata dia.
Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2024