Baturaja, Sumsel (ANTARA News) - Dandim 0403 dan Polres Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, mengungkap kasus usaha bahan bakar minyak oplosan yang melibatkan tersangka Set alias Ro, warga Desa Tanjung Baru, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Jumat (27/12).

Hal tersebut terungkap ketika rombongan Dandim dan Polres OKU menggerebek rumah Set alias Ro (47) pukul 16.30 WIB yang dijadikan tempat pengoplosan minyak tanah dan solar ilegal, kata Dandim Ogan Komering Ulu (OKU) Letkol Inf Imanulhak di Baturaja, Sabtu.

Dari hasil penggerebekan itu, petugas mengamankan satu unit mobil tanki warna hijau BG-8240-F, satu unit mesin genset, dua unit mesin Sanyo, selang, 13 karung blacing 25 Kg, dua set gayung, sembilan unit jerigen asam sulfat, 30 unit jerigen kosong bekas asam sulfat, 23 drum atau setara 5.000 liter yang berisi minyak tanah dan solar oplosan.

Menurut Dandim, pada saat digerebek Romengaku disuruh oknum polisi berinisial E yang saat ini bertugas di Polres OKU Selatan untuk menjalankan bisnis tersebut.

Selanjutnya, tanpa diduga tiba-tiba muncul Kompol Sht dengan mengendarai mobil pribadinya di lokasi pengoplosan BBM tersebut.

"Sudah-sudah, kalian pulang saja. Ini semua punya saya," kata Kompol Sht dengan nada arogan sembari memperlihatkan senpi organik di pinggangnya.

Melihat gelagat Kompol Sht arogan itu, sejumlah intel Kodim 0403 OKU akhirnya menjadi berang dan menegur Kabag Ren Polres OKU Timur tersebut agar bersikap sopan, terlebih lagi yang bersangkutan nyaris menabrak Dandim.

"Pak saya ini juga anggota. Jadi sopan sedikit dan jangan bersikap arogan," tegur salah seorang anggota Intel Kodim 0403 OKU.

Melihat suasana mulai memanas, Kasat Reskrim Polres OKU AKP Zulkarnain SIK langsung menengahi dan menyuruh Kompol Sht untuk menjauh dari tempat kejadian perkara (TKP).

Selanjutnya beberapa menit kemudian, Kompol Sht mendekat lagi ke TKP dan mengklarifikasi perkataannya. "Saya tidak mem-backing-i, tetapi baru mau kerja sama saja," ucapnya.

Menurut Dandim OKU Letkol Inf Imanulhak, penggerebekan itu dilakukan setelah Intel Kodim mendapatkan laporan dari masyarakat yang merasa gerah dengan bisnis haram dilakukan tersangka Ro di TKP.

"Masyarakat mengadu ke kita, karena takut usaha BBM oplosan yang dikelola Ro mengancam keselamatan mereka. Misalnya, meledak. Kan yang rugi warga sekitar juga," kata Dandim.

Berbekal info itu, Dandim menugaskan anggotanya untuk menyelidiki sebab kuatir ada oknum TNI AD yang terlibat dalam bisnis haram tersebut.

"Kita sudah diintruksikan oleh pimpinan yang melarang anggota TNI AD terlibat praktik pengoplosan BBM itu. Jika ada yang kedapatan mem-backing-i, maka sanksi tegas berupa pemecatan akan kita lakukan," tegasnya.

Sementara berdasarkan keterangan tersangaka Ro, bisnis haram itu sudah dilakoninya sejak tiga tahun terakhir, namun baru sekarang bisa tercium oleh aparat penegak hukum.

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013