Jakarta (ANTARA News) - Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada November 2013 melonjak sebesar 16,37 persen jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada 2012 yang hanya mencapai 693,8 ribu orang menjadi 807,4 ribu orang.

"Kunjugan wisman naik 16,37 persen menjadi 807,4 ribu orang. Kenaikan ini merupakan yang pertama kalinya dalam sejarah," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin, dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis.

Menurut Suryamin, dengan kunjungan wisatawan mancanegara yang tinggi tersebut merupakan salah satu sumber devisa bagi negara yang tentunya bisa mendorong perekonomian Indonesia.

Suryamin menjelaskan, kunjungan tertinggi wisman terjadi di pintu masuk Bandara Ngurah Rai, Bali, yang tercatat sebanyak 297 ribu kunjungan atau naik sebesar 24,85 persen jika dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun 2012 sebesar 237,9 ribu orang.

"Jika dibandingkan dengan bulan Oktober 2013 lalu, juga mengalami kenaikan sebesar 11,46 persen," ujar Suryamin.

Berdasarkan data BPS, perhitungan secara kumulatif untuk periode Januari hingga November 2013, tercatat kunjungan wisman sebanyak 7,94 juta orang atau naik 9,12 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebanyak 7,28 juta orang.

"Adanya acara internasional juga mendorong peningkatan kunjungan wisman ke Indonesia. Selain itu ada juga beberapa pintu yang masih bisa digenjot oleh pemerintah seperti di Bandara Kualanamu dan Husein Sastranegara," kata Suryamin.

Jumlah kedatangan wisman pada November 2013 jika dibandingkan dengan Oktober berdasarkan pintu masuk mengalami kenaikan sebesar 12,16 persen.

Kenaikan tertinggi di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Riau, yang mengalami kenaikan sebesar 68,43 persen, Bandara Minangkabau, Sumatera Barat sebesar 53,52 persen dan Bandara Husein Sastranegara, Jawa Barat, sebesar 50,07 persen.

Dari jumlah kunjungan sebanyak 807,4 ribu wisman pada November 2013 tersebut, wisman asal Malaysia tercatat mencapai 18,75 persen, Singapura 16,81 persen, Australia 11,38 persen, China 8,49 persen dan Jepang 5,50 persen.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014