Baturaja, Sumsel (ANTARA News) - Temuan 20 kerangka manusia purba jadi tambahan koleksi di museum purbakala Si Pahit Lidah Desa Padang Bindu Kecamatan Semidang Aji, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan.

Koleksi itu sendiri agar masyarakat mendapat kesempatan untuk melihat dan meneliti kerangka manusia kuno temuan dari Gua Harimau yang berupa replika.

Kepala Dinas Pemuda Olahraga Budaya Pariwisata (Disporabudpar) Ogan Komering Ulu (OKU) Aufa S Sarkomi melalui Kepala Bidang Budaya Lismayusia di dampingi Kasubid Purbakala Agung di Baturaja, Kamis mengatakan Museum purbakala Si Pahit Lidah mendapat tambahan koleksi baru berupa kerangka manusia purba yang ada di dalam Goa Harimau sebanyak 20 kerangka.

"Kerangka-kerangka ini hanyalah replika dari kerangka asli berada di dalam goa Harimau. Semua ini hasil dari pengembangan tim arkeorologi Nasional yang sekarang masih menggali dan melakukan penelitian atas kubur massal di dalam goa harimau diyakini sebagai nenek monyang Indonesia," katanya.

Menurut dia, pembuatan replika kerangka manusia purba merupakan program Disporabudpar Kabupaten OKU berupa kegiatan pelestaraian dan pengembangan serta peningkatan sejarah purbakala dikerjakan tenaga ahli, yakni Prof Dr Truman Simanjuntak dari Balitbang Arkenas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

"Menjaga dan melindungi temuan asli kerangka manusia kuno dari Gua Harimau dengan cara membuat duplikat atau replika. Masyarakat mendapat kesempatan untuk melihat dan meneliti kerangka manusia kuno. Mengajak masyarakat untuk mengenal peninggalan sejarah budayanya sehingga akan meningkatkan kecintaan terhadap budaya daerah," ungkap Agung.

Ia berharap, dengan adanya sejumlah koleksi baru di museum Si Pahit Lidah akan memberikan dampak positif bagi kelesataraian sejarah dan budaya.

Sehingga para generasi muda akan lebih mengetahui tentang sejarah purbakala yang ada di Bumi Sebimbing Sekundang (sebutan Kabupaten OKU-red).

"Kita harapkan museum Si Pahit Lidah akan diminati oleh masyarakat OKU. Tersedianya replika benda-benda peninggalan sejarah yang terbuka untuk umum untuk kepentingan rekreasi dan ilmu pengetahuan," katanya.

(EP*M033)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014