"Tahun ini Australia dan Indonesia memperingati 75 tahun hubungan diplomatik dan film menjadi media yang berpengaruh besar dalam menciptakan koneksi sekaligus mempromosikan pemahaman antar kedua negara," kata Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams pada acara FSAI di Jakarta, Selasa.
Dubes Williams mengaku senang bahwa FSAI 2024 dapat memperlihatkan keahlian dan kreativitas yang mengesankan dari industri film kedua negara kepada para penonton di seluruh Indonesia.
"Australia juga bangga dapat memberikan kesempatan kepada sineas Indonesia untuk mengikuti kursus singkat di Australia yang baru diluncurkan dan berfokus pada produksi film. Semoga semakin meningkatkan kerja sama di sektor-sektor kreatif dan mendorong kolaborasi di masa depan," katanya.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno yang hadir dalam FSAI 2024 juga menyampaikan rasa bangganya.
"Selamat untuk FSAI yang memasuki tahun ke-9. Saya sangat berbangga karena selama empat tahun terakhir bertugas di Kementerian bisa membersamai," ucapnya.
Lebih lanjut Sandiaga menjelaskan bahwa 2024 menjadi tahun yang sangat luar biasa bagi perfilman Indonesia karena belum genap setahun terdapat hampir 10 film Indonesia yang ditonton lebih dari 1 juta orang.
"Ini rekor. Hari ini kita juga dapat melihat film-film Indonesia yang cukup unik dan dari genre yang berbeda. Jika Korea punya drakor, kita punya drahor (drama horor)," katanya menambahkan.
Menurut Sandiaga, FSAI 2024 sudah lama dinantikan oleh para young Indonesian film makers yang ingin belajar tentang ilmu perfilman termasuk cara untuk meningkatkan kualitas film Indonesia.
"Saya yakin suatu saat nanti ada satu film Indonesia yang memenangkan internasional film award," katanya.
FSAI 2024 diawali dengan pemutaran perdana film Blueback yakni sebuah film yang berasal dari Australia Barat yang menceritakan kisah universal tentang persahabatan, keluarga dan komunitas. Film Petualangan Sherina 2 karya sineas Indonesia sekaligus alumnus Australia, Mira Lesmana turut meriahkan FSAI 2024 yang juga digelar di Kota Mataram, Bandung, Surabaya, Manado, Makassar, Padang, Samarinda, Balikpapan dan Yogyakarta.
Penerima penghargaan sinematografer asal Australia, Rick Rifici, turut hadir dalam FSAI 2024. Rifici sudah berkecimpung di industri dokumenter, film layar lebar dan televisi selama lebih dari 35 tahun. Kecintaan Rifici terhadap sinematografi membuat dirinya diakui oleh Australian Academy of Cinema dan Television Arts (ACCTA) dan kalangan kritikus film Australia.
Baca juga: Imigrasi Bandung paparkan data keimigrasian pada Kedubes Australia
Baca juga: Dubes: Alumni berperan besar dalam hubungan langgeng RI-Australia
Baca juga: Peluncuran logo 75 tahun tandai hubungan Australia-Indonesia
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2024