Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono perlu merombak kabinet Indonesia Bersatu sebelum memasuki tahun 2007 mendatang, sebab kalau tidak demikian situasi pemerintahan dikhawatirkan bisa kacau. "Jika kabinet tidak dirombak dan tetap berdasarkan aliansi partai politik, maka pada tahun 2007 pemerintahan bisa kacau karena kepentingan politiknya lebih kental untuk menghadapi pemilu 2009 dan kepentingan rakyat terabaikan," kata anggota F-PDIP DPR, H. Irmadi Lubis, di Jakarta, Sabtu. Dia berpendapat, reshuffle kabinet itu sudah menjadi kebutuhan mendesak, sebab secara kasat mata saat ini sudah terjadi penurunan taraf kehidupan rakyat. Anggota Komisi VI DPR yang membidangi industri, perdagangan dan BUMN ini menilai, semua Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional tidak terlaksana dengan baik. "Terutama kinerja menteri bidang perekonomian tidak menampakkan perbaikan. Padahal perbaikan yang langsung menyentuh sendi-sendi kehidupan rakyat benar-benar diperlukan," ucapnya. Dia mengingatkan, Presiden Yudhoyono memiliki legitimasi kuat karena dipilih secara langsung oleh rakyat sehingga dia semestinya memperlihatkan perbedaaan cara kerja dibanding presiden sebelumnya. "Legitimasi kuat dari rakyat harus dipergunakan SBY seoptimal mungkin untuk melakukan reshuffle, sehingga kabinet yang dirombak nantinya tidak sarat dengan kompromi politik seperti yang terjadi pada reshuffle tahun lalu yang masih kental dengan pendekatan kompromi politik atau alokasi untuk target politik," katanya. Menurut dia, presiden boleh saja memilih orang partai politik, tapi dasarnya bukan alokasi politik melainkan profesionalitasnya. Irmadi mengibaratkan presiden sebagai pelatih sepakbola yangsudah pasti memiliki strategi permainan dari mulai babak penyisihan, semifinal sampai final. "Jika timnya sudah masuk semifinal dan final, pasti bisa lebih cepat membaca siapa pemain yang akan diganti, siapa penggantinya, dan siapa yang dipertahankan" katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006