Dili (ANTARA News) - Di tengah krisis keamanan yang masih belum reda di Timor Leste, terlebih dengan kaburnya Mayor Alfredo Reinado dari penjara di Becora, Dili, Menteri Luar Neger Republik Indonesia, Hassan Wirajuda, bertemu dengan sejawatnya dari Australia, Menlu Alexander Downer dan Perdana Menteri Timor Leste yang baru, Jose Ramos Horta, untuk sebuah pertemuan yang disebutkan diplomat Indonesia sebagai "pertemuan trilateral". "Sebetulnya bukan 'Pertemuan Keamanan', melainkan 'Pertemuan Trilateral' antara Indonesia, Australia, Timor-Leste. Pertemuan tersebut akan diadakan pada Senin (4/9) pagi, dihadiri oleh Menlu Hassan Wirajuda, Menlu Alexander Downer, PM Ramos Horta dan Menlu (Timor Leste) Jose Luis Guterres," kata Leroy Siagian, Sekretaris II Bidang Politik, Penerangan dan Sosial-Budaya (Polpensosbud) KBRI Dili kepada ANTARA, Minggu. Kantor berita Reuter melaporkan Menlu Alexander Downer Minggu akan ke Dili untuk "pertemuan keamanan" tiga negara bersama Jose Ramos Horta, Presiden Xanana Gusmao dan Menlu Hassan Wirajuda. Menurut Leroy Siagian, peristiwa larinya Mayor Alfredo Reinado dan 56 orang tahanan dari penjara Becora, serta insiden penembakan di pusat kota (Kolmera), memang mengejutkan dan menimbulkan kekhawatiran masyarakat. "Meskipun demikian, secara umum situasi Dili tenang dan terkendali," katanya, berkaitan dengan kemungkinan pertemuan itu terganggu. Ia menjelaskan bahwa pertemuan itu merupakan forum untuk membicarakan masalah-masalah yang menjadi perhatian dan kepentingan ketiga negara, seperti masalah kejahatan transnasional dan terorisme, perdagangan dan kepariwisataan, transportasi, sistem peringatan dini bencana alam/tsunami, flu burung, penangkapan ikan secara ilegal dan perompakan, serta dialog antar agama/keyakinan. Selain itu, juga dibahas agenda pembicaraan yang menyangkut Timor-Leste antara lain perkembangan situasi keamanan di Timor-Leste, misi PBB yang baru (UNMIT) dan Pemilu di negeri itu 2007. Ditambahkannya bahwa setelah selesainya pertemuan trilateral tersebut, Menlu Hassan Wirajuda dan Menlu Alexander Downer akan mengadakan "courtesy call" kepada Presiden Xanana Gusmao di Istana Kepresidenan "Palacio da Cinzas". Kaburnya Mayor Alfredo Reinado dari penjara di Becora dinilai seorang akademisi dari Universidade da Paz Dili, Dionisio "Didi" Babo Soares, SH, M.Phil, PhD akan berpengaruh pada konstelasi sosial-politik di negeri itu, yang sebenarnya dengan pemerintahan baru di bawah PM Jose Ramos Horta sedang berusaha memulihkan krisis keamanan. "Saya kira (kaburnya Mayor Alfredo) akan sedikit mengguncang situasi politik di Timor Leste. Kejadian ini sekaligus juga pukulan bagi pemerintahan baru dan pasukan internasional yang didatangkan untuk menjaga keaamanan," katanya kepada ANTARA. Mayor Alfredo Reinado, pemimpin pemberontak yang pernah memimpin ratusan tentara yang membangkang karena dipecat dari dinas ketentaraan oleh Panglima Angkatan Bersenjata (FDTL) Brigjen Taur Matan Ruan, hari Rabu (30/8) bersama puluhan penghuni lainnya, kabur dari penjara Becora Dili. PM Timor Leste Jose Ramos Horta, Jumat, mengatakan bahwa Australia ikut bersalah atas kasus kaburnya sejumlah tahanan dari penjara Dili, karena pasukan perdamaian yang dipimpin negara Kangguru itu menolak untuk memperkuat keamanan di sekitar penjara. Lebih dari 50 orang narapidana berjalan keluar penjara Becora Rabu lalu, termasuk pemimpin pemberontakan Mayor Alfredo Reinado, sehingga kembali menimbulkan kecemasan atas keamanan nasional. "Secara pribadi saya bingung mengapa meski kami berulang kali meminta penambahan pasukan di luar penjara, tapi tidak dipenuhi," kata Horta kepada radio Australia (ABC). "Jika ada keamanan yang kuat di luar penjara, kasus ini bisa dicegah," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2006