News York (ANTARA News) - Bekas sekretaris Imelda Marcos pada Senin (13/1) divonis harus menjalani hukuman sampai enam tahun di penjara New York karena terbukti merencanakan penjualan lukisan yang pernah menjadi milik bekas Ibu Negara Filipina itu, termasuk di antaranya lukisan Claude Monet bernilai 32 juta dolar AS.

Vilma Bautista (75) terbukti pada November melakukan konspirasi dan penyelewengan pajak terkait penjualan atau rencana penjualan empat lukisan-berkualitas-museum yang diperoleh Marcos selama dua dekade suaminya Ferdinand Marcos menjadi presiden Filipina.

Benda seni itu menghilang sekitar tahun 1986, ketika Marcos digulingkan dari kekuasaan. Dia meninggal dunia tiga tahun kemudian.

Hakim negara bagian New York menjatuhkan hukuman antara dua tahun sampai enam tahun penjara karena penyelewengan pajak dan antara satu sampai tiga tahun untuk tuduhan konspirasi kepada Bautista, demikian seperti dilansir kantor berita Reuters, Senin (13/1).

Bautista, yang terancam hukuman sampai 25 tahun penjara, juga diperintahkan membayar restitusi 3,5 juta dolar AS kepada negara bagian New York. Bautista digugat di negara bagian karena dia tinggal di New York City.

Jaksa penuntut mengatakan, Bautista secara sembunyi-sembunyi menyimpan benda seni itu selama dua dekade sampai tahun 2010, ketika dia menjual lukisan Monet berjudul "Le Bassin aux Nympheas" ke sebuah galeri di London dengan harga 32 juta dolar AS.

Dia juga dituduh secara sembunyi-sembunyi menyimpan dan berencana menjual lukisan Monet yang berjudul "L'Eglise et La Seine a Vetheuil",  "Langland Bay" karya Alfred Sisley dan lukisan Albert Marquet yang berjudul "Le Cypres de Djenan Sidi Said" dengan bantuan dari dua keponakannya.

Selama persidangan yang berlangsung satu bulan tahun lalu, jaksa penuntut mengatakan Bautista tahu benda seni itu dicuri dari satu rumah di Manhattan, yang pernah digunakan oleh Imelda dan Ferdinand Marcos.

Bautista membantah menyembunyikan karya seni bernilai jutaan dolar itu sampai dia berusaha menjualnya untuk kepentingan pribadi, menjaga uang itu tidak kena pajak.

Pengacara Bautista mengatakan bahwa Bautista mendapat izin untuk menjual benda seni itu dan berencana mengembalikan uangnya ke pemerintah Filipina namun disita oleh kantor kejaksaan Manhattan sebelum dia sempat melakukannya.

Salah satu pengacara Bautista mengatakan kepada Reuters Television bahwa dia berencana mengajukan banding atas keputusan hakim tersebut.

"Kami akan mengajukan permohonan banding, dan bandingnya akan dipercepat dan kami berharap divisi banding sepakat dengan kami," kata pengacara Fran Hoffinger.

Bautista dilepas dengan jaminan 275.000 dolar AS sampai banding selesai.

Bautista adalah anggota layanan luar negeri Filipina dan orang kepercayaan Imelda Marcos. Dia menjadi sekretaris pribadi tidak resmi Imelda Marcos selama dia tugaskan menjadi bagian dari misi Filipina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa dari awal 1970an sampai 1986, kata jaksa penuntut.

Selama suaminya berkuasa, Imelda Marcos mengumpulkan benda seni, perhiasan dan barang-barang berharga lain menggunakan uang negara. Pemerintah Filipina masih berusaha mengambil alih barang-barang itu.

Setelah sidang Bautista, pemerintah Filipina menyatakan menyambut baik pemberian hukuman bagi dia dan menyatakan akan mengambil kembali benda seni tersebut.

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014