Jakarta (ANTARA News) - Kali ini Presiden FC Internazionale Milan, Erick Thohir bicara soal cara membentuk dan menjajaki masa depan untuk memperoleh pola pikir yang taat asas guna menggerakkan perilaku berorganisasi di manapun Anda bekerja dan berada.

Inspirasi yang dilontarkan Erick Thohir beranjak dari pertanyaan, apakah dalam organisasi tempat Anda bekerja, sejumlah orang berpikir dan berbuat bahwa mereka akan dimanfaatkan atau dibuat tampak bodoh?

Jawaban atas pertanyaan itu menyasar kita masing-masing. Sebagai post scriptum, Erick Thohir memiliki sederet klub olah raga, sebut saja Philadelphia 76ers (basket, Amerika Serikat), Satria Muda BritAma (basket, Indonesia), Indonesia Warriors (basket, Indonesia), Persib (sepak bola, Amerika Serikat), DC United (sepak bola, Amerika Serikat).

Klub olahraga itu dimiliki dan diurus Erick Thohir dengan pertimbangan bahwa ia memiliki pilihan. Ia mengajak Anda sebagai pembaca untuk sama-sama mengamini ampuhnya sebuah pilihan.

Inspirasi dari Erick Thohir bersumber dari pernyataan bahwa kita bakal berhasil apabila kita mengerti dan memahami bahwa kita punya pilihan. Bermodal pilihan itulah, Anda sebagai pembaca dapat berharap beroleh sukses dengan bekerja tanpa pamrih.

Inti dari inspirasi Erick Thohir dapat dirumus dengan penyataan relatif tegas bahwa yakinlah bahwa hidup Anda masing-masing sungguh bernilai, tinggal sekarang Anda sendiri yang mewujudkannya dengan melakukan pilihan.

Silakan mencermati apa yang dikatakan bos Inter Milan ini sebagaimana dikutip dari laman Marca. Sebelumnya, Anda perlu update perkembangan "I Nerazzurri" di bawah komando Erick Thohir.

FC Internazionale nyaris menuai aib karena kalah pada pekan ke-19 di ajang Serie A musim kompetisi 2013/14.

Ketika menjamu Chievo Verona di Stadion Giuseppe Meazza, Senin atau Selasa dini hari WIB, pasukan asuhan pelatih Walter Mazzari hampir berlinang airmata karena kemasukkan lebih dulu dengan gol yang dicetak oleh striker Chievo, Alberto Paloschi pada menit kedelapan. Milan membalas dengan gol yang dilesakkan Yuto Nagatomo.

Bayang-bayang kekalahan tidak ingin menghantui skuad Inter Milan ketika berziarah pada 2014. Harap maklum bahwa Inter baru saja terdepak dari perhelatan Piala Italia setelah ditundukkan Udinese, 1-0.

Malang tak dapat diundang, untung tak dapat diraih, di ajang Serie A, Milan juga dijegal oleh Lazio (0-1).

Setelah menyaksikan perkembangan itu, Erick Thohir angkat suara dengan mengatakan, "Kami berharap beroleh dampak dari sejumlah pemain dalam tim, dan sedikit dari mereka yang mengambil peran positif bagi tim, untuk itu kami memerlukan keseimbangan dalam tim. Sebagai catatan, rata-rata usia pemain dalam tim ini harusnya 26 tahun."

Pernyataan pembesar Inter Milan itu jelas-jelas merujuk kepada dampak dari sebuah pilihan ketika sebuah organisasi tempat Anda bekerja ingin meraih kemajuan.

Rahasia sebuah pilihan bersumber dari keampuhan pola pikir yang dianut dari mereka yang ada dalam tempat Anda bekerja. Ini salah satu inspirasi dari Erick Thohir bagi Anda yang bekerja di kantor di gedung-gedung jangkung metropolitan Jakarta.

Di awal 2014, banyak orang menyatakan bawa mereka ingin mengubah hidup mereka. Hanya saja mereka alpa karena "mereka mencoba untuk mengubah hasil tanpa mengubah pola pikir yang mereka anut dan hidupi ketika mereka bekerja."

Setelah melihat hasil yang diraih Inter Milan, tak pelak Erick mengirim sinyal peringatan kepada fans sejati Inter, bahwa ada yang tidak beres ketika melihat hasil pertandingan yang telah digeluti klub kesayangannya itu.

Ketika berbicara kepada Vivanews, ia mengemukakan, "Dua atau tiga tahun ke depan, tentunya perjalanan bakal tidak mudah. Kami perlu membuat klub ini lebih sehat."

"Lihat dan saksikan sendiri klub-klub besar, contohnya klub sepak bola Inggris, mereka mengurus dengan cermat pendapatannya, karena itu mereka mampu mendatangkan sejumlah pemain berkualitas," katanya.

Ini inspirasi kedua dari Erick Thohir bagi pekerja kantor, bahwa bila Anda mencita-citakan atau mendambakan hasil yang dramatis, maka Anda perlu mengubah cara berpikir, jangan justru sebaliknya memilih berleha-leha karena kursi kursi kerja Anda relatif meninabobokan.

"Perlu masa transisi, dengan kata lain bentangkan dan wujudkan impian di masa depan, " kata bos Inter Milan itu.

Ia tidak omong banyak mengenai mimpi, ingin itu ingin ini. Ia lebih menaruh sebuah garis kebijakan organisasi yang dipimpinnya dengan pola kerja yang taat asas, bukan atas kesenangan diri sendiri.

"Sekarang, kami perlu memperkuat skuad untuk meraih keseimbangan tim di segala posisi. Idealnya, usia rata-rata pemain dalam skuad ini harusnya 26 tahun. Kami perlu menambah jumlah pemain muda dalam skuad ini," katanya menjelaskan.

Buktinya? Di bawah arahan Mazzarri, jelas bahwa penampilan pemain asal Jepang, Yuto Nagatomo menunjukkan grafik peningkatan. Itu dibuktikan dan diwujudkan dengan koleksi lima gol dalam 18 pertandingan yang ia lakoni selama musim ini. Sebagai catatan kaki, Yuto dalam tiga musim terakhir ini melesakkan tiga gol saja.

Pernyataan itu bukan melesat di ruang hampa Serie A. Catat bahwa, AC Milan ingin meraih kemenangan untuk membuktikan bahwa tim masih kompak pasca pemecatan Massimiliano Aleggri.

Allegri bukan tanpa prestasi. Pelatih berusia 46 tahun itu memberi Milan scudetto 2010/11. Setelah mendampingi "I Rossoneri" sebanyak 19 laga di Serie A, palu godam pemecatan dijatuhkan oleh Presiden AC Milan Silvio Berlusconi.

Apakah Erick Thohir bakal mengikuti jejak Berlusconi yang  ujung-ujungnya bakal memecat Mazzarri? Pertanyaan itu sempat mencuat, meski belakangan ini meredup.

Boleh-boleh saja melambungkan prediksi nasib Mazzarri, bahwa "I Nerazzurri" belum mampu mengakhiri paceklik kemenangan dalam tiga laga pada Januari 2014 ini.

Alih-alih pemecatan, Mazzarri menilai bahwa skuadnya telah mengalami kemajuan dalam penguasaan bola dan peluang mencetak gol, ketika melawan Chievo.

"Saya menerima ini dengan puas, sebab saya tidak bisa meminta lebih kepada para pemain, apalagi Chievo kerapkali menyulitkan tim-tim raksasa," kata Mazzarri.

Pernyataan Mazzarri ini boleh jadi jawaban atas sesuatu yang telah terjadi di kubu Milan. Kalau pola pikir menggerakkan perilaku, maka patut diajukan pertanyaan, apakah memang ada sejumlah pemain yang telah mengalami kejemuan?

Apakah Mazzarri memang ingin menyelamatkan muka dengan berpura-pura mengemukakan kondisi dan situasi yang melanda skuad asuhannya? Pertanyaan kritisnya, bagaimana masa depan AC Milan di bawah pelatih itu?

Pertimbangannya, jika Anda ingin mendapatkan hasil memuaskan, ubahlah paradigma pola berpikir. Ini asupan gizi yang perlu dikonsumsi "I Nerazzurri" memasuki dan menjalani 2014.

Inspirasi Erick Thohir bagi para pekerja kantor dengan belajar dari hasil kerja Mazzarri mengarah kepada pernyataan klasik Latin bahwa finis coronat opus (hasil akhir memahkotai sebuah kerja keras). Ya, hasil akhir memahkotai sebuah hasil kerja keras.

            

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014