Surabaya (ANTARA News) - Ribuan bonekmania mengamuk dan berbuat anarkis dengan membakar tiga mobil dan merusak sejumlah fasilitas Stadion Gelora 10 Nopember Tambaksari Surabaya, usai laga babak delapan besar Copa Indonesia antara tuan rumah Persebaya melawan Arema Malang yang berakhir 0-0, Senin petang. Dari tiga mobil yang dibakar bonekmania didepan stadion tersebut, satu di antaranya jenis Suzuki APV terbaru milik kru stasiun televisi swasta ANTV yang sedang melakukan siaran langsung "derby" tim Jatim itu. Dua mobil lainnya jenis Toyota Kijang dan Daihatsu Taft. Ketiga mobil tersebut tidak bisa diselamatkan dan ludes tinggal kerangka. Sebuah mobil milik ANTV yang berisi peralatan untuk siaran langsung, juga nyaris terbakar namun berhasil diselamatkan. Namun seluruh kaca bagian depan dan samping hancur. Selain itu, sejumlah mobil juga dilaporkan rusak akibat amuk bonekmania tersebut. Salah satu diantaranya mobil milik Persebaya jenis Toyota Kijang yang kacanya hancur dan bagian bodinya penyok. Sementara itu, hampir sebagian besar kaca di pintu masuk dan jendela Stadion Tambaksari hancur berantakan dilempari bonek. Beberapa bagian dalam stadion juga rusak dan dibakar. Saat aksi anarkis berlangsung, aparat kepolisian yang terkonsentrasi di dalam stadion tidak bisa berbuat banyak. Mereka terhadang aksi lempar yang dilakukan bonek dari luar pintu masuk utama stadion. Situasi baru bisa dikendalikan, setelah ribuan massa bonekmania membubarkan diri. Dalam kerusuhan paling buruk sepanjang kompetisi sepakbola nasional tahun 2006 tersebut, puluhan suporter dilaporkan luka-luka dan beberapa di antaranya mendapat perawatan dari tim medis. Dari aparat keamanan, sebanyak 13 orang mengalami luka-luka dan satu di antaranya menderita luka cukup parah dibagian kepala akibat terkena lemparan batu. "Pengamanan pertandingan sudah dilakukan secara maksimal dan aparat keamanan yang diturunkan sekitar 1.000 personil, terdiri dari Polresta Surabaya Timur, Polwiltabes Surabaya dan Polda Jatim," kata Kapolwiltabes Surabaya Kombes Pol Anang Iskandar yang datang langsung ke lokasi kejadian. Tanda-tanda aksi anarkis bonekmania sudah terlihat sejak awal pertandingan Persebaya melawan Arema yang dipimpin wasit Jimmy Napitulu berlangsung. Sejumlah suporter tuan rumah beberapa kali melakukan lemparan ke arah pemain Arema usai melakukan pelanggaran terhadap pemain Persebaya. Aksi lempar itu terus berlangsung sepanjang pertandingan berlangsung dan sempat membuat pemain Arema ketakutan. Kiper Arema Ahmad Kurniawan dan bek sayap Alexander Pulalo juga sempat mengerang kesakitan terkena lemparan. Puncaknya pada menit ke-85, ketika ratusan suporter turun ke pinggir lapangan untuk mencabuti spanduk dukungan, suporter lain yang ada di tribun ekonomi secara serentak ikut turun ke lapangan dan mengejar pemain Arema. Dari arah tribun utama, suporter melempari bangku cadangan pemain Arema dan akhirnya membuat pemain serta ofisial "Singo Edan" lari menyelamatkan diri ke ruang ganti. Ratusan aparat keamanan langsung bertindak represif dan mengusir suporter dari lapangan. Namun tindakan itu justru dibalas bonekmania dengan lemparan hingga kemudian terjadilah aksi saling lempar. "Kami sangat menyesalkan kejadian ini, padahal Arema datang ke Surabaya dengan niat baik. Kami sendiri tidak tahu, kenapa kerusuhan ini bisa terjadi, padahal waktu di Malang, Persebaya juga mendapat sambutan bagus dari Aremania," kata manajer Arema, Satriya Budi Wibawa. Kapten tim Arema, I Putu Gede yang dikonfirmasi mengatakan, pertandingan kedua tim sebenarnya berjalan dengan baik dan tidak ada masalah. Bahkan wasit yang memimpin pertandingan juga bertugas dengan baik dan fair play. "Kami tidak melakukan provokasi apapun, semua pemain tampil sportif dan profesional. Saya sendiri kaget, kok sambutan suporter Persebaya tidak bersahabat dengan kami, beda saat mereka main di Malang beberapa hari lalu," katanya. Manajer Persebaya Indah Kurnia juga menyesalkan aksi kerusuhan dan berbuntut anarkis yang dilakukan bonekmania. "Saya kira, ini semua dipicu kekecewaan bonekmania, karena apa yang mereka harapkan tidak kesampaian. Bonekamania berharap timnya bisa menang, tapi ternyata gagal," katanya. Pengawas Pertandingan Benyamin Leo Betty yang ditemui terpisah menambahkan laga Persebaya dengan Arema secara otomatis dihentikan dan dianggap selesai, karena alasan force majeur. "Sesuai aturan manual BLI dan PSSI, pertandingan yang kurang 10 menit dan ada force majeur, maka otomatis dianggap selesai," kata Benyamin yang segera melaporkan masalah di Surabaya ini kepada PSSI.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006