Sampai saat ini permasalahan kesehatan akibat musibah banjir masih dapat diatasi oleh jajaran kesehatan setempat. Namun, Kemenkes RI bersama Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta terus melakukan pemantauan,"
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Kesehatan melakukan upaya untuk pengendalian penyakit dan pelayanan air bersih bagi korban banjir di DKI Jakarta dengan melakukan penilaian data lingkungan serta memberikan bantuan jamban darurat dan penjernih air Poly Aluminium Chloride (PAC).

Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPKK) Kementerian Kesehatan Sri Henni Setiawati dalam pernyataannya di Jakarta, Senin, menyatakan bahwa Kementerian Kesehatan dalam posisi memantau kondisi dan bersiap untuk turun tangan jika dibutuhkan.

"Sampai saat ini permasalahan kesehatan akibat musibah banjir masih dapat diatasi oleh jajaran kesehatan setempat. Namun, Kemenkes RI bersama Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta terus melakukan pemantauan," ujar Sri Henni.

Kementerian Kesehatan telah menyiapkan bahan-bahan sosialisasi terkait dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), pengendalian penyakit dan pelayanan air bersih dan berkoordinasi dengan Balai Teknologi Kesehatan Lingkungan (BTKL) untuk melakukan pencegahan penyakit melalui penilaian data lingkungan.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta telah memobilisasi tim Rapid Health Assesment (RHA) untuk melakukan penilaian kesehatan cepat ke lokasi banjir.

Pelayanan kesehatan juga diberikan bagi korban banjir dengan mendirikan Pos Kesehatan di lokasi pengungsian dengan jumlah pengungsi lebih dari 300 orang atau pelayanan kesehatan melalui tim kesehatan mobile di lokasi pengungsian dengan jumlah pengungsi kurang dari 300 orang.

Sri Henni juga mengatakan bahwa Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Pemberantasan Penyakit Menular (BBTKL-PPM) Jakarta telah melakukan distribusi logistik, antara lain Alat Reverse Osmosis sebanyak satu unit, Lysol 50 liter, Hygiene Kit 200 buah dan Poly Bag 400 buah.

Intensitas curah hujan yang berlangsung secara terus-menerus selama sepekan terakhir telah memicu luapan sungai Ciliwung dan Pesanggrahan dan mengakibatkan beberapa wilayah Ibu Kota menjadi tergenang.

Berdasarkan informasi dari Pusat Pengendali Operasi (Pusdalop) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Pusat Penanggulangan Krisis (PPK) Regional DKI Jakarta, serta Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, hingga Minggu malam (19/1) pukul 24.00 WIB, jumlah pengungsi akibat musibah banjir berjumlah 40.057 jiwa, yang terdapat di Jakarta Timur (4.824 jiwa), Jakarta Selatan (16.434 jiwa), Jakarta Pusat (2.676 jiwa), Jakarta Barat (8.314 jiwa), dan Jakarta Utara (7.809 jiwa).

Data jumlah pelayanan kesehatan rawat jalan di Pos Kesehatan yang berada di wilayah terkena banjir mencatat ada sebanyak 5.979 pasien yang berobat di 74 pos kesehatan, yaitu di Jakarta Timur (1.673 pasien yang berobat di 20 pos kesehatan), Jakarta Selatan (1.196 pasien yang berobat di 21 pos kesehatan), Jakarta Pusat (492 pasien yang berobat di delapan pos kesehatan), Jakarta Barat (689 pasien yang berobat di 18 pos kesehatan), dan Jakarta Utara (1.929 pasien yang berobat di tujuh pos kesehatan).

Banjir di wilayah DKI Jakarta juga telah mengakibatkan salah satu fasilitas kesehatan milik Kemenkes, yaitu RS Jiwa Soeharto Heerdjan mengalami kerusakan/terendam.

(A043/D007)

Pewarta: Arie Novarina
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014