Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KLH) mulai menetapkan kelas-kelas air pada rencana induk (master plan) pemulihan kualitas air di sungai-sungai prioritas dan danau prioritas. "Diperkirakan 60 persen sungai di Indonesia dalam keadaan tercemar dan sudah saatnya dilakukan gerakan bersama memperbaiki kerusakan ini," kata Asisten Deputi bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan Pesisir Laut KLH, Wahyu Indraningsih di sela Seminar Nasional Limnologi tentang Pengelolaan Sumber Daya Perairan Darat secara Terpadu di Indonesia di Jakarta, Selasa (5/9). PP no 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air menetapkan empat kelas, di mana kelas 1 merupakan peruntukan yang membutuhkan kualitas air yang paling baik. Sungai prioritas itu yakni sungai Ciliwung, Cisadane, Citarum, Citanduy, Progo, Bengawan Solo, Siak dan Kampar yang akan dilanjutkan untuk tahap berikutnya sungai-sungai lintas propinsi, ujarnya. Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga menyusun pula sejumlah masterplan danau prioritas karena tingkat sedimentasi dan pencemaran airnya sudah pada tingkat yang mengkhawatirkan antara lain danau Limboto, Tondano, Tempe, Toba, Maninjau, Sentarum, Singkarak dan Rawa Pening. "Masterplan ini diarahkan untuk memenuhi target lima tahunan untuk meningkatkan kualitas air satu tingkat kelas yang lebih baik, diharapkan pada 2015 sungai-sungai prioritas ini menjadi lebih baik," katanya. Masterplan pemulihan kualitas air sungai dan danau itu akan menjadi acuan bersama bagi pemerintah dan Pemda agar ada langkah terpadu dalam pelaksanaan pemulihannya. Sementara itu, Kepala Puslit Limnologi LIPI, Dr Gadis Sri Haryani mengatakan perlunya teknologi perlindungan daerah aliran sungai (DAS) untuk mengurangi dampak buruk bencana banjir. Perlu dikaji situ-situ di sekitar sungai Ciliwung dan perubahan lahan yang telah menyebabkan peningkatan debit puncak sekitar 37 persen dari 280 m3 per detik menjadi 383 m3 per detik dan persentase hujan yang menjadi aliran langsung dari 36 persen menjadi 54 persen pada stasiun Manggarai, ujarnya. Di DAS Ciliwung tercatat terdapat delapan situ dengan total luas permukaan air 66,26 hektar dengan kapasitas tampung air 1.488.971,5 m3 dan total daerah tangkapan air situ seluas 24,58 km2. "Situ-situ di sekitar sungai Ciliwung telah terbukti menjadi pengendali banjir dengan menurunkan debit puncak sungai Ciliwung sekitar 10 persen dari 424 m3 per detik menjadi 383 m3 per detik, dan sangat berperan mengurangi banjir lokal," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2006