Jakarta (ANTARA News) - Barisan Pengingat menghadirkan proyek kesenian Dinding Berpuisi di beberapa titik ruang publik Jakarta, seperti Jl. T.B Simatupang (depan Cilandak Town Square dan PT. Antam), Jl. Cikini Raya (depan Stasiun Cikini), Jl. Pemuda Rawamangun (samping Universitas Negeri Jakarta) dan underpass Dukuh Atas. 

Dalam instalasi seni ini, Barisan Pengingat bekerjasama dengan Komunitas seni jalanan Serum yang memvisualisasikan puisi-puisi para penyair Indonesia seperti WS Rendra dan Wiji Thukul untuk mengingatkan masyarakat tentang masalah sekitar namun kerap terabaikan.

"Ini tanah airmu. Di sini kita bukan turis" adalah salah satu syair dari Wiji Thukul yang divisualisasikan di salah satu ruang publik Jakarta.

Ada juga karya Rendra berbunyi "Kesadaran adalah matahari. Kesabaran adalah bumi. Keberanian menjadi cakrawala. Dan perjuangan adalah perlaksana kata-kata. Paman Doblang -WS Rendra".

"Biasanya saat kami ingin membuat street art, kami menggodok ide dari awal seperti isu apa yang akan diangkat. Namun kali ini ide tersebut datang dari Barisan Pengingat, tugas kami adalah memvisualisasikannya," kata Arman Arief Rachman dari komunitas Serum di Jakarta semalam.

Pembuat salah satu mural untuk proyek Dinding Berpuisi itu tidak dapat memastikan hingga kapan mural itu dapat bertahan di ruang publik Jakarta.

Dia menjelaskan, tidak ada jaminan berapa lama karya seni jalanan seperti mural dapat terus melekat di dinding kota.

Kadang karya yang sudah mereka buat berjam-jam dihapus hanya dalam waktu beberapa hari namun ini adalah risiko yang dipahami pegiat seni jalanan.

"Kalau loe tidak menyadari hal itu ya tidak usah berkarya di jalan, di kamar saja. Itu menjadi salah satu faktor adrenalin street art," ujarnya.

Meskipun begitu, gambar-gambar itu diharapkan bertahan lama karena, tidak seperti biasa dilakukan secara sembunyi-sembunyi, kali ini mereka sudah mengantongi izin dari pihak berwenang untuk menciptakan Dinding Berpuisi. 

Proyek Dinding Berpuisi yang jadi atraksi baru di tengah kota Jakarta akan terus disebar di lokasi baru di ibukota.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014