Jakarta (ANTARA News) - Produksi beras nasional 2014 terancam terganggu akibat banjir mendera 28 kecamatan di Karawang, Jawa Barat, yang merendam 9.698 hektare areal pertanian teknis dan 15.761 hektare lahan persemaian.

"Banjir tahun ini termasuk yang terbesar melanda Jawa Barat dengan kerugian ekonomis mencapai ratusan miliar rupiah. Dan banjir yang melanda Jawa Barat akan besar pengaruhnya terhadap produksi beras nasional," kata Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Soleh Solahuddin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan daerah-daerah yang dilanda banjir merupakan sentra-sentra pertanian andalan, salah satunya Kabupaten Karawang. Kondisi tersebut akan berdampak pada produksi beras nasional dan menjauhkan target swasembada jika tidak ditangani dengan baik dan terencana.

Untuk menutupi kurangnya ketersediaan beras dalam negeri, selama ini pemerintah selalu mengandalkan impor, ujarnya. Padahal, menurut Soleh, produktivitas pertanian dalam negeri masih memiliki potensi yang sangat besar untuk ditingkatkan.

"Kalau kondisinya begini, beras impor pasti akan masuk, legal maupun ilegal," ujar dia.

Soleh menjelaskan, ke depan, perbaikan sistem irigasi harus dilakukan dengan serius. Selain fungsinya sebagai penyokong industri pertanian, saluran-saluran ini juga bisa difungsikan sebagai pengendali air ketika musim hujan tiba untuk mencegah terulangnya bencana yang sama di kemudian hari.

"Berikutnya, produksi dapat ditingkatkan dengan optimalisasi faktor-faktor produksi, baik pada skala intensifikasi maupun ekstensifikasi. Pemerintah bisa membantu dengan subsidi pupuk, bibit, dan lainnya yang harus dijamin tepat waktu, tepat jumlah, tepat kualitas, tepat mencapai petani target, dan tepat metode," ujar mantan Menteri Pertanian itu.

Sementara itu, Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Karawang belum bisa memastikan jumlah kerugian dari dampak banjir, karena baru bisa diketahui setelah banjir surut.


Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014