Jakarta (ANTARA News) - Film aksi laga Indonesia berjudul Garuda Superhero bakal menjalani syuting perdana pada 12 Februari 2014.

Menurut penulis skenario dan sutradara Garuda Superhero, X-Jo, film yang digarap selama sepuluh tahun itu akan memanfaatkan teknologi animasi computer-generated imagery (CGI).

"Pengerjaan Garuda Superhero, Garuda Superhero berawal dari kegelisahan terhadap perkembangan industri film Indonesia yang mengusung tema itu-itu saja," kata X-Jo melalui siaran pers di Jakarta, Senin malam.

Dia mengisahkan pada tahun 2004, di Yogyakarta, dia dan kawan-kawannya memulai gagasan konsep film laga modern, hingga jatuh pada pilihan tema superhero.

Menurut dia alasan ini dipilih lantaran idealisme yang bersifat industrialis merupakan paket eksklusif yang dibutuhkan oleh para produser film nasional.

"Meskipun film di dalam negeri sedang mengalami perkembangan yang positif, namun kenyataannya tidak mudah bagi kami untuk mengangkat gagasan film superhero ini untuk bisa diproduksi. Terutama ketika mengacu pada segi pembiayaan, sumber daya manusia, serta teknologinya," papar X-Jo.

Dia mengatakan sulit mendobrak kebiasaan industri yang masih memihak pada tema wajib, yakni drama, horor, dan komedi.

"Perjalanan panjang keluar-masuk sejumlah rumah produksi di ibu kota negeri ini untuk menawarkan konsep Garuda, tidak berbuah manis. Rata-rata memandang sebelah mata," ungkap dia.

Dia mengatakan ada yang memprediksi, hingga 20 tahun mendatang, film Garuda Superhero belum dapat diproduksi di Indonesia.

"Semua penolakan dan anggapan remeh para pelaku sinema nasional justru membulatkan keyakinan saya untuk mengurai benang kusut, dan melawan stigma bahwa orang Indonesia belum mampu dengan hal-hal yang terkait teknologi canggih," kata dia.

"Pergeseran teknologi analog ke teknologi digital, justru tidak diiringi oleh perubahan pola pemikiran digital pada diri insan filmnya. Jadi kalau ada konsep berbau digital tapi diterjemahkan dengan pemikiran linear, pasti nggak bakal ketemu," tambah X-Jo.

Dia memaparkan untuk meledakkan sebuah helikopter, gedung, atau mobil, jika diukur dengan konsep nyata akan sangat mahal. Namun jika adegan ledakan tersebut dilakukan melalui teknik CGI, akan terjangkau.

"Ringkas cerita, semua kendala mau tidak mau, digarap oleh tim saya sendiri. Saya sudah capek mendorong tembok tebal. Lebih baik, bagaimana saya meloncatinya saja," ujarnya.

X-Jo menuturkan dirinya pada akhirnya bertemu dengan Dhoni Ramadhan, produser Putaar Production, sekitar tahun 2010. Kala itu Dhoni menyatakan ingin mencoba hal-hal baru dalam memproduksi film.

"Yang membuat saya tertarik memproduksi film ini adalah nuansa menghadirkan bentuk tontonan baru bagi para pecinta film Indonesia, khususnya yang bisa ditonton oleh keluarga," kata Dhoni.

Semula Putaar Production bekerjasama dengan Moestopo Production untuk memproduksi Garuda Superhero. Namun saat proses produksi berlangsung, pihak Moestopo Production mundur secara mendadak.

"Bersyukur pihak Moestopo wanprestasi. Pasca-mundurnya mereka, Putaar Production justru melahirkan perusahaan baru untuk memproduksi film ini yaitu PT Garuda Sinergi Putaar Sinema," ujar produser yang pernah merilis Kun Fayaakun, Pengejar Angin, serta Gending Sriwijaya itu.

Sejumlah nama pemeran di industri hiburan Tanah Air dipercaya untuk melakoni berbagai tokoh menarik di film itu antara lain Rizal Idrus, Mister International Indonesia 2012, yang melakoni tokoh utama sebagai Bara yang juga sang Garuda Superhero.

Selain itu hadir juga nama Slamet Rahardjo, Robby Sugara, Piet Pagau, Agus Kuncoro, serta beberapa pemeran muda seperti Kia Putri, Inzalna Balqis, Diaz Ardiawan, dan Alexa Key.

X-Jo menambahkan film tersebut mengambil tema Garuda lantaran merupakan lambang negara Indonesia, sehingga diharapkan akan sangat dekat dengan masyarakat. X-Jo mengatakan film itu ditargetkan tayang pada tahun ini.

Pewarta: Rangga
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014