Kok keterbukaan Kepri jadi seperti ini. Seharusnya pertumbuhan ekspor lebih dari impor
Batam (ANTARA News) - Pengamat ekonomi, Faisal Basri, menilai pelaksanaan Kawasan Perdagangan Bebas (free trade zone/FTZ) Batam, Bintan dan Karimun di Provinsi Kepulauan Riau mengecewakan, karena pertumbuhan ekonominya justru didukung sektor konsumsi, dengan nilai ekspor lebih rendah dibanding impor.

"Kok keterbukaan Kepri jadi seperti ini. Seharusnya pertumbuhan ekspor lebih dari impor," kata Faisal Basri usai Seminar Nasional Pemberdayaan UMKM Sektor Kelautan dan Perikanan dengan Pendekatan Ekonomi Biru, di Batam, Selasa.

Dari data Bank Indonesia, ia menyebutkan nilai ekspor di Kepri minus, menandakan lebih besar impor ketimbang ekspor. Padahal, awalnya Kepri diharapkan dapat menjadi pusat industri yang hasilnya diekspor ke luar negeri.

Kepri hanya menjadi industri "tukang jahit", hampir seluruh komponen produksinya diimpor dari luar, kemudian dirakit di Batam, lalu diekspor kembali, sehingga nilai impor lebih tinggi ketimbang ekspor.

Selain itu, berbagai kebebasan pajak impor yang diminta oleh pemerintah Kepri dan Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Bintan dan Karimun justru mendorong masyarakat lebih konsumtif.

"Kepri minta KEK (kawasan ekonomi khusus-red) buat senang-senang. Bukan buat produksi, tapi konsumsi. Dosa kalau gitu," kata dia.

Masih dari data BI, ia menyebutkan pertumbuhan konsumsi di Kepri di atas 10 persen, di atas pertumbuhan konsumsi nasional yang hanya sekitar lima persen tiap tahun. Pertumbuhan ekonomi Kepri yang di atas laju ekonomi nasional juga disebabkan dari faktor konsumsi, bukan produksi.

"Kepri sudah seperti China, di dunia ini, pertumbuhan konsumsi yang di atas 10 persen hanya China dan Kepri," kata dia.

Secara investasi, ia mengatakan sepanjang 2013, pertumbuhan ekonomi di Kepri tidak tumbuh. "Investasi PMA flat," kata dia.

Sementara untuk mengembalikan perekonomian FTZ Batam kembali sesuai yang diharapkan, ia mengatakan pemerintah sebaiknya fokus pada kelebihan-kelebihan Batam, seperti lokasinya yang strategis dan kekuatan maritimnya.

"Batam sangat menarik karena lokasinya menarik dekat dengan Singapura, manfaatkan apa yang dibutuhkan Singapura," kata dia.

Untuk Kepri, kata dia, harus dikembalikan ke jati dirinya, sebagai provinsi kepulauan yang berada terdepan, paling dekat pusat perekonomian dunia seperti Singapura dan China. "Penetrasi ekspor, andalkan kelautan," kata dia.

(Y011)

Pewarta: Jannatun Naim
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014