Sudah banyak peraturan yang dibuat terkait kebakaran lahan dan hutan. Tetapi tidak dijalankan. Padahal kunci utama pengendalian kebakaran lahan dan hutan adalah di penegakan hukum,"
Jakarta (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) memperkirakan sebaran titik api akibat kebakaran hutan di sejumlah wilayah di Indonesia terus meningkat, terutama di Riau.

"Bahkan akibat kebakaran tersebut, jarak pandang di Riau hanya mencapai 500 meter pada Selasa (11/2)," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Rabu.

Terbatasnya jarak pandang, selain akibat kabut asap juga bercampur dengan "kabut awan", yakni awan di permukaan tanah sebagai akibat penguapan yang tidak menghasilkan hujan dan awan-awan tersebut turun hingga permukaan.

Pantauan sebaran titik api (hotspot) di Riau dari Satelit NOAA18 sejak Selasa (11/2) hingga Rabu pagi, menunjukkan peningkatan. Di Riau tercatat 243 titik api, sedangkan di Aceh 75 dan Sumut 74 titik api.

Pada Februari hingga Maret 2014 diperkirakan di tiga wilayah tersebut akan makin kering karena hujan di bawah normal menjadi kering.

Kondisi itu, katanya, memicu pembakaran lahan dan hutan makin marak. Sebagian besar titik api berada di sekitar jalan atau dekat dengan permukiman.

"Ini menunjukkan bahwa kebakaran tersebut disengaja atau dibakar, baik oleh individu maupun kelompok. Memang, 99 persen penyebab kebakaran lahan dan hutan di Indonesia adalah dibakar," kata Sutopo.

Kondisi demikian mengakibatkan jadwal penerbangan mengalami keterlambatan.

BNPB menyebutkan pada Selasa (11/2) sebanyak tiga penerbangan yang terlambat hingga tiga jam, yaitu Garuda Indonesia, Lion Air, dan Air Asia.

Kepala BNPB Syamsul Maarif telah memerintahkan semua aparat, khususnya di daerah harus tegas menegakkan hukum.

"Sudah banyak peraturan yang dibuat terkait kebakaran lahan dan hutan. Tetapi tidak dijalankan. Padahal kunci utama pengendalian kebakaran lahan dan hutan adalah di penegakan hukum," ujar dia.

Sebaran titik api di beberapa wilayah adalah:

1. Riau = 243,

2. Aceh = 75,

3. Sumut = 74,

4. Sumbar = 40,

5. Jambi = 23,

6. Kalbar = 9,

7. Kalteng = 2,

8. Sumsel, Babel, Bengkulu, Kalsel = 1.

Hotspot pada kawasan konservasi:

1. 1 hotspot di TN Tesso Nilo Riau,

2. 2 hotspot di TN Gunung Leuser Sumut,

3. 1 hotspot di TN Gunung Leuser Aceh,

4. 1 hotspot di TN Berbak Jambi,

5. 5 hotspot di SM Giam Siak Kecil Riau,

6. 1 hotspot di SM Dangku Sumsel.

(G001/M029)

Pewarta: Ganet D
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014