Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) mengungkapkan, industrialisasi dari bidang maritim memiliki peluang untuk dikembangkan, salah satunya komoditas rumput laut.

“Subsektor yang perlu kita dorong adalah dari sisi industrialisasi dari subsektor maritim masih sekitar 4,16 persen industri pengolahan maritim, kontribusi industri maritim masih sangat rendah,” ujar Deputi Bidang Koordinasi sumber Daya Maritim Kemenko Marves Firman Hidayat dalam konferensi pers yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.

Indonesia, lanjut dia, memiliki 12 juta hektar luasan laut yang dapat dimanfaatkan untuk budi daya. Adapun hingga kini luas kawasan budi daya itu baru dimanfaatkan sebesar 0,8 persen untuk rumput laut.

Angka itu terhitung rendah bila dibandingkan dengan Jepang, dan Filipina. Pasalnya, Indonesia secara geografis memiliki keunggulan yakni matahari bersinar sepanjang tahun sehingga rumput laut dapat dipanen sepanjang tahun.

“Dibandingkan dengan Filipina, mereka ada tornado, kita tidak, jadi secara natural lokasi kita memiliki keunggulan,” katanya.

Adapun rumput laut dapat diolah menjadi beragam produk dengan nilai jual ekonomi, di antaranya biostimulan sehingga mampu mengurangi subsidi pupuk, produk pangan, plastik yang mudah terurai hingga campuran biofuel untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar impor.

Lebih lanjut, Firman mengakui, sumber daya maritim berupa ombak, energi tidal serta angin belum dimanfaatkan untuk energi baru terbarukan.

Degan demikian potensi ekonomi dari maritim kian terbuka lebar dan dapat dikembangkan lewat riset dan memanfaatkan teknologi yang dapat dikolaborasikan dengan berbagai pihak sehingga dapat menggali dan memanfaatkan sumber daya maritim dengan mengedepankan aspek keberlanjutan sebagaimana konsep ekonomi biru.

Efek keberlanjutan ini menurutnya menjadi penting karena dapat berdampak pada kehidupan dunia. Dalam paparannya, ia menyebut 90 persen air bumi berada di laut yang mampu menyerap 50-80 persen oksigen serta menyerap karbon dioksida sebesar 30-70 persen, serta menyerap 90- persen kelebihan panas bumi.

“Kalau kita tidak menjaga (keberlanjutan) laut maka tidak ada kehidupan di bumi ini, makanya penting kita menjaga aspek keberlanjutan,” pungkasnya.


Baca juga: Kemenko Marves: Indonesia terus benahi sektor maritim
Baca juga: Peneliti OceanX temukan rangkaian gunung bawah laut Indonesia
Baca juga: Indonesia optimistis mampu kurangi 70 persen sampah plastik di laut

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024