Yogyakarta (ANTARA News) - Sejumlah pedagang kaki lima di kawasan Malioboro, Yogyakarta mulai berjualan lagi meskipun debu vulkanik dari letusan Gunung Kelud masih menyelimuti kawasan itu.

Dari Malioboro hari ini Antara melaporkan, toko-toko dan lapak kaki lima di kawasan Jalan Malioboro telah dibuka kembali. Sebagian pedagang tampak membersihkan debu-debu vulkanik area sekitar tempat berdagangnya.

Seorang penjual bakpia, Purwanti, mengaku akan membuka lapak dagangannya hanya setengah hari saja hari ini. Ia memaksa berjualan kembali agar tetap mendapatkan pemasukan.

"Dengan kondisi seperti ini tidak masalah, kalau libur nanti malah tidak ada pemasukan, pelanggan juga akan pergi. Saya cuma tutup pas hujan abu kemarin," katanya.

Menurut Purwanti, meski hujan abu pekat kemarin, kualitas barang dagangannya tetap terjaga karena ia melindunginya dengan plastik.

"Ya saya hanya berharap segera turun hujan, biar debunya cepat hilang," katanya.

Sementara penjual aksesori, Seno, mengaku sudah berani berjualan seperti biasanya karena barang dagangannya yang berupa gantungan kunci, kalung, gelang, dan cincin tidak akan terpengaruh abu vulkanik.

"Kalau aksesori seperti yang saya jual ini kan mudah dibersihkan kembali. Kualitasnya tidak akan terpengaruh dengan abu vulkanik,"katanya.

Meski kondisi kasawan Malioboro masih berdebu, namun beberapa wisatawan sudah kembali bermunculan dan beberapa di antaranya membeli barang dagangannya.

"Alhamdulillah, dari tadi pagi saya buka pukul 11.00 WIB sudah mulai ada wisatawan yang beli meskipun tidak seramai biasanya," kata Seno.

Seorang wisatawan asal Bandung, Tigor, mengatakan kondisi di Maliobioro tidak menjadi halangan baginya untuk mengunjungi kawasan itu. Kesempatan mengunjungi Malioboro tetap tidak boleh terlewatkan selama berada di Yogyakarta.

"Selama masih di Yogyakarta kenapa tidak, untuk melindungi diri saya cukup memakai masker dan kacamata saja," kata dia.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014