"Demi mempertahankan kredibilitas UGM, dengan nilai-nilai kejujuran, integritas dan tanggung jawab akademik, saya telah menyampaikan mundur sebagai dosen," kata Anggito dalam Jumpa Pers di Kampus UGM Yogyakarta, Senin.
Anggito mengatakan, pengunduran dirinya terkait dengan artikel opini berjudul "Gagasan Asuransi Bencana" yang ia tulis di harian Kompas pada 10 Februari 2014.
Ia mengakui, ada kesalahan pengutipan referensi dalam dokumen di komputer milik dalam penulisan artikel tersebut.
"Telah terjadi pengutipan referensi dalam sebuah folder di komputer pribadi saya yang belakangan diketahui merupakan kertas kerja yang ditulis oleh saudara Hotbonar Sinaga dan Munawar Kasan," kata dia.
Dalam jumpa pers yang juga dihadiri mahasiswa, rektor serta beberapa dosen itu, ia menyatakan menyesal dan memohon maaf kepada seluruh civitas akademika UGM.
"Saya mengaku khilaf dan memohon maaf sebesar-besarnya khususnya kepada saudara Hotbonar Sinaga dan Munawar Kasan," katanya.
Rektor UGM Praktikno mengatakan ia akan menindaklanjuti pengakuan Anggito dengan meminta masukan dari Senat Akademik serta sidang komite etik.
"Tidak ada keputusan final. Kita butuh waktu untuk ini," katanya.
Praktikno mengatakan pengakuan serta permohonan pengunduran diri Anggito merupakan beban berat bagi UGM mengingat Anggito merupakan salah satu aset penting universitas terkemuka di Yogyakarta tersebut.
Ia mengatakan, apabila sidang komite etik tidak membuktikan bahwa Anggito bersalah atau melakukan tindakan plagiarisme, maka permohonan pengunduran diri itu akan ditolak.
"Saya sangat terpukul atas kejadian ini. Namun ini menyangkut kredibilitas UGM dan kredibilitas Pak Anggito juga," katanya.
Caraka, mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, mengaku tidak percaya terhadap tuduhan plagiarisme kepada Anggito. Menurut dia, Anggito merupakan sosok dosen yang jujur dan teliti.
"Pak Anggito adalah salah satu dosen favorit bagi kami. Ini sulit dipercaya," kata mahamsiswa jurusan Akuntansi semester delapan itu.
Tuduhan plagiarisme terhadap Anggito diungkapkan oleh penulis dengan akun "Penulis UGM" di rubrik Kompasiana di laman Kompas.com.
Dalam tulisannya, ia menyebut sebagian besar kalimat dalam opini tulisan Anggito berjudul "Gagasan Asuransi Bencana" merupakan jiplakan karya Hotbonar Sinaga berjudul "Menggagas Asuransi Bencana" yang dimuat di Kompas pada 21 Juli 2006.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2014
Kamis, 27 Februari 2014 12:32 WIB
Sebagai salah satu anggota Kagama saya sedih mendengar kasus ini. Tapi di sisi lain saya kagum dengan sikap legowo dan ksatria pak Anggito yang memilih mundur dari UGM karena kasus ini ..
Minggu, 23 Februari 2014 17:32 WIB
Luar Biasa Mas Anggito,...Sikap yang ksatria dan patut dihargai. Seandainya semua Pemimpin Negri ini mempunyai sikap legowo dan ksatria seperti Mas Anggito, Saya rasa kondisi Negri ini akan menjadi jauh lebih baik daripada sekarang. Manusia tempatnya khilaf dan salah, untuk mau mengakui kesalahan itu saja sudah sangat luar biasa. apalagi bagi seorang Intelektual sekalas Mas Anggito.....Saluut, dan sukses untuk Mas Anggito dan FEB UGM. Saya Alumni FE UGM Jurusan Manajemen thn 1987.
Jumat, 21 Februari 2014 06:23 WIB
Dari Beberapa kali sy mengikuti wawancara AA dan humas KPK soal korupsi uang haji sy memiliki kesan bhw AA org yg tdk jujur. Ada sesuatu yg ditutup2i. Meskipun jelas diungkapkan bhw dlm plaksanaan haji bnyk korupsi AA kukuh mengatakan bhw semua sdh sesuai prosedur alias tdk ada korupsi. Hati2 membela AA siapa tahu sebentar lagi AA berurusan sama KPK. www.balitravelinfo.net
Kamis, 20 Februari 2014 15:30 WIB
Mestinya pak Anggito,bicara sejujur-jujurnya dan bisa diterima secara Ilmiah, agar tidak terjadi polemik berkepanjangan, jujur itu memang terasa pahit awalnya, tapi akan legit di kemudian hari..kompasiana.com sebagai media yang menerima tulisan atau opini dari para ahli sudah semestinya menggunakan database, sehingga apabila ditemukan tulisan yang sangat mirip bisa terdeteksi secara otomasi
Kamis, 20 Februari 2014 02:05 WIB
Saya menangis membaca pengunduran diri pak Anggito Abimanyu. Dia adalah sebenarnya seorang intelektual yang sangat saya kagumi. Tetapi plagiat tetap plagiat. Saya tetap berpendapat pengadilan plagiarisme harus digelar. Yang saya baca dari tulisan di Kompasiana, bukanlah kesalahan/kekhilafan mencantumkan referensi, tetapi jelas-jelas jiplakan yang disengaja. Coba diteliti !
Rabu, 19 Februari 2014 15:22 WIB
Untuk semua komentator harap sabar, boleh pro ato kontra. Yang jelas kita tunggu aja sidang kode etik nanti. Saya yakin yang benar pasti muncul....
Rabu, 19 Februari 2014 13:55 WIB
salut,....berani jujur hebat (sesuai dengan slogan KPK)
Rabu, 19 Februari 2014 08:35 WIB
dalam dunia akademik, originalitas dan kejujuran dlm menyatakan sumber referensi adalah mutlak ! irisan hasil pikir bisa saja terjadi, namun pengunduran diri Bung DR.Anggito merupakan sinyal kuat bahwa beliau melakukan plagiat secara sadar. Itu sikap yg kesatria yg hrs dijunjung tinggi. Ini adalah resiko sekaligus contoh buat para "pembela" yg mungkin pernah atau akan melakukan hal yg sama... Bravo :
Ilmu amaliah , Amal Ilmiah...
Selasa, 18 Februari 2014 20:57 WIB
Bismillahirrohmanirrohiim Luar biasa...pak Anggito...salah satu sosok idola saya......berani menyampaikan permintaan maaf....atas kesahannya....
Kemungkinan besar ada skenario terkait pak Anggito......
Dengan isu....plagiat....matilah si Anggito....
sehingga rencana jabatan yang mungkin prestisius dan diincar banyak orang....tak akan jatuh ketangannya.....
Sabar ya Pak Anggito.....Allah swt tidak tidur.....Org yg beriman....sholeh...pasti dilindungi oleh Allah swt termasuk dg adanya cobaan ini.....saya tetap percaya dg Pak Anggito
zakar naik Selasa, 18 Februari 2014 20:57 WIB
Bismillahirrohmanirrohiim Luar biasa...pak Anggito...salah satu sosok idola saya......berani menyampaikan permintaan maaf....atas kesahannya....
Kemungkinan besar ada skenario terkait pak Anggito......
Dengan isu....plagiat....matilah si Anggito....
sehingga rencana jabatan yang mungkin prestisius dan diincar banyak orang....tak akan jatuh ketangannya.....
Sabar ya Pak Anggito.....Allah swt tidak tidur.....Org yg beriman....sholeh...pasti dilindungi oleh Allah swt termasuk dg adanya cobaan ini.....saya tetap percaya dg Pak Anggito
zakar naik Selasa, 18 Februari 2014 17:27 WIB
kejujuran dan tanggungjawab memang pahit, kebenaran perlu di ungkap dengan keberanian yang kuat....selamat menikmati kebenaran...