Tentu akan sangat seru menyaksikan persaingan para pembalap dunia. Jadi sangat sayang apabila dilewatkanBanyuwangi (ANTARA) - Ajang balap sepeda International Tour d' Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2024 yang menjadi agenda resmi organisasi balap sepeda dunia Union Cycliste Internationale (UCI) menyajikan keindahan bentang alam Banyuwangi, Jawa Timur, pada 22-25 Juli 2024.
Kompetisi ITdBI 2024 di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, ini diikuti 20 tim pembalap dari dalam dan luar negeri, sedangkan rute dan track menantang sejauh 632 kilometer yang terbagi dalam empat etape.
"Semua etape menyuguhkan keindahan bentang alam Banyuwangi, mulai jalanan perkotaan, kawasan pedesaan, pantai, hutan, perkebunan, hingga Gunung Ijen yang dikenal fenomena api birunya," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Jumat.
Menurut Ipuk, setiap etape memiliki karakteristik track yang berbeda, mulai dari lintasan flat, tanjakan, hingga yang ekstrem.
"Tentu akan sangat seru menyaksikan persaingan para pembalap dunia. Jadi sangat sayang apabila dilewatkan," kata Bupati Ipuk.
Etape pertama menempuh jarak sejauh 136,2 km start dari SMKN 2 Tegalsari menuju finis di kantor Bupati Banyuwangi, etape dua sejauh 153 km dari Taman Nasional Alas Purwo menuju finis di kantor Bupati Banyuwangi.
Etape tiga sejauh 175,3 km start dari Dusun Kakao dan finis di kantor Bupati Banyuwangi, dan etape empat sejauh 167,5 km dari Pantai Boom menuju Paltuding, Gunung Ijen.
Baca juga: Tanjakan di Paltuding medan terberat etape keempat Tour d'Indonesia
Baca juga: Para pebalap ditantang tanjakan "hors class" pada etape keempat
Ketua Panitia ITdBI 2024 Guntur Priambodo menjelaskan bahwa etape satu akan menjadi surga bagi para pembalap karena didominasi lintasan-lintasan flat.
"Etape satu akan didominasi lintasan flat, ada tiga titik sprint yang bisa dimanfaatkan para sprinter untuk memburu poin," kata Guntur.
Tiga titik sprint itu di kilometer 42,4 Kalipahit, kilometer 66,8 Kantor Camat Srono dan kilometer 97,2 Karangsari.
Etape dua juga menjadi kesempatan bagi para sprinter untuk mencuri poin, namun mereka harus waspada karena bakal ada tanjakan.
"Etape dua masih banyak rute flat, namun peserta harus tetap waspada karena bakal ada satu tanjakan meskipun belum se-ekstrem di tanjakan Ijen. Yakni di kilometer 65,6 Songgon," kata Guntur.
Pada etape dua juga terdapat tiga titik sprint, yakni pada kilometer 45,7 Bandara Banyuwangi, kilometer 91,8 Sumberwadung Genteng, dan kilometer 118,9 Srono.
Guntur menyampaikan rute pemanasan akan terjadi pada etape tiga, para peserta bakal dihadapkan pada satu tanjakan dengan elevasi yang cukup ekstrem pada kilometer 141,3 Pakel.
"Di sini mulai ada roliing-rolling, daerah Pakel tingkat elevasinya mencapai 700 mdpl dengan kemiringan 21 derajat sehingga bakal menguras tenaga," katanya.
Selain tanjakan yang cukup menantang, etape tiga juga terdapat tiga titik sprint, yakni pada kilometer 52,2 Seneporejo, kilometer 68,8 Benculuk, dan kilometer 122,4 Rogojampi.
Etape empat yang merupakan rute terakhir ITdBI, para pembalap akan melewati medan mendatar hingga 13 kilometer.
Setelah itu mulai menanjak di daerah Pesucen, hingga kembali menyusuri medan mendatar, dan pembalap disuguhi tiga titik sprint di kilometer 61,4 RTH Maron Genteng, KM 87,5 Jajag dan kilometer 128,1 Pakis.
Selanjutnya, jalanan mulai naik sejak di Kabat, ada satu titik tanjakan atau king of mountain yang harus ditaklukkan para pembalap, berada di kilometer 144,9 Kalibendo.
Setelah itu, para pembalap melalui "jalur neraka" menuju Paltuding, Gunung Ijen. Pembalap akan ditantang untuk menaklukkan tanjakan tipe hors categorie (HC) atau yang paling berat pada kilometer 162,8 Gunung Rante, Ijen.
Baca juga: Tour d`Ijen 2013 tawarkan tantangan baru
Baca juga: Nor Rizwan Rebut Etape Kesembilan Speedy TDI
Pewarta: Novi Husdinariyanto
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024