Mahfud mengatakan penguatan ini perlu dilakukan, terlebih saat momentum pemilihan kepala daerah serentak yang berlangsung pada tahun ini.
"Salah satu caranya dengan penguatan KPK dan profesionalisme Polri serta Kejaksaan Agung itu supaya ditingkatkan," kata Mahfud saat ditemui pada diskusi bertajuk "Memperkuat Otonomi Daerah Melalui Pilkada" di Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu.
Menurut Mahfud, pilkada serentak tahun ini harus melahirkan pemimpin yang dapat memperkuat masing-masing otonomi daerah. Hal tersebut akan sulit terjadi jika masih banyak kepala daerah yang terjerat kasus korupsi.
"Kemendagri pernah mengumumkan 62 persen kepala daerah itu terlibat korupsi," tambah Mahfud.
Baca juga: KPK: Mahalnya biaya politik jadi pemicu korupsi
Baca juga: KPK sebut penghargaan tidak jamin kepala daerah tidak korupsi
Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan itu menambahkan praktik korupsi terjadi karena sebelumnya para kepala daerah banyak mendapat bantuan dari pihak tertentu untuk memenangkan kontestasi pilkada.
Setelah terpilih, para kepala daerah tersebut memberikan timbal balik berupa kebijakan yang terkesan menguntungkan pihak-pihak tertentu.
"Yang mengatakan hal itu KPK, 84 persen (korupsi kepala daerah) karena percukongan," kata Mahfud.
Oleh karena itu, tambah Mahfud, penguatan instansi penegak hukum perlu dilakukan agar pemerintah bisa membasmi korupsi tanpa pandang bulu.
Dengan tajamnya taji para penegak hukum, Mahfud yakin praktik korupsi yang berkedok "balas budi kepada pemodal" ini bisa ditekan secara perlahan.
Baca juga: KPK ingatkan kepala daerah terkait gaya hidup bisa picu korupsi
Baca juga: KPK ingatkan kepala daerah tidak terjebak korupsi karena "balas budi"
Pewarta: Walda Marison
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2024