Jakarta (ANTARA News) - Produsen aluminium berskala global asal Rusia, UC Rusal melakukan kerja sama dengan PT Arbaya Energi untuk mendorong eksplorasi dan penambangan bauksit serta produksi alumina di Kalimantan Barat, Indonesia.

Penandatanganan nota kesepahaman ini dilakukan oleh CEO UC Rusal Oleg Deripaska dengan Direktur Utama PT Arbaya Energi Suryo Bambang Sulisto dalam acara kerja sama antar Pemerintah Rusia dan Indonesia dalam bidang perdagangan, ekonomi dan teknik di Jakarta, Selasa.

Dalam perjanjian tersebut, kedua perusahaan sepakat untuk melakukan kerja sama investasi dengan membangun sumber daya dan infrastruktur memadai, meskipun teknis penerapan proyek masih akan dilakukan pembicaraan lebih lanjut.

CEO UC Rusal Oleg Deripaska menyambut baik kesempatan untuk bekerja sama dengan PT Arbaya Energy, yang merupakan bagian dari Satmarindo Group, untuk melakukan aktivitas pertambangan di wilayah Indonesia.

"Kami telah mengemukakan sejak lama bahwa kami sangat berminat untuk melakukan ekspansi ke pasar Asia Tenggara, karena kami melihat Asia Tenggara memiliki keunggulan tersendiri di dunia pertambangan global," ujarnya.

Saat ini, industri pertambangan di Indonesia telah mengalami perkembangan luar biasa dan menjadi negara penghasil bauksit terbesar ketiga di dunia, sehingga kerja sama ini dapat menjadi pijakan yang baik bagi kedua perusahaan secara global.

Sedangkan, Direktur Utama PT Arbaya Energy Suryo Bambang Sulisto mengatakan kerja sama dengan salah satu perusahaan aluminium terbesar di dunia, dapat meningkatkan posisi Indonesia di mata industri pertambangan dunia.

"Kerja sama ini sekaligus mendukung kebijakan pemerintah dalam membentuk industri pengolahan nasional yang berskala internasional," ujar Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia ini.


Investasi Rusia

Dalam kesempatan yang sama, KADIN Indonesia bersama dengan Rusia Indonesia Business Council terus mendorong peningkatan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Rusia melalui peningkatan perdagangan dan investasi.

Lingkup sektor yang didorong antara lain bidang energi, industri pertambangan, sektor migas dan metalurgi, telekomunikasi, eksplorasi laut dan teknologi luar angkasa, teknik mesin, pembuatan kapal, industri kayu, sektor perbankan dan finansial, lingkungan hidup dan sektor pariwisata.

Ketua Umum KADIN Suryo Bambang Sulisto mengatakan, kerja sama kedua negara dapat saling melengkapi satu sama lain karena Rusia memiliki teknologi canggih dalam militer, pertambangan, penerbangan, dan banyak lagi kerja sama sektor lainnya yang dapat dilakukan.

Berdasarkan catatan, sepertiga impor minyak sawit Rusia tahun lalu berasal dari Indonesia. Namun, dari sektor pariwisata, jumlah kunjungan wisatawan dari kedua negara masih relatif rendah karena kurangnya penerbangan langsung.

Peluang investasi telah terbuka bagi pembangunan jalur Kereta Api di Kalimantan Timur untuk mengangkut batubara, minyak sawit, hasil pertanian dan transportasi. Saat ini telah dipersiapkan sumber daya manusia dan pengetahuan teknis yang diperlukan untuk mengoperasikan kereta api ini.  (S034/N005)

Pewarta: Satyagraha
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014