"Saya diperintah Bu Menteri (Menteri Sosial Tri Rismaharini, red.) kemarin sore. Jadi, ada kekeringan di enam kecamatan, rencananya hari ini saya ke sana (Cilacap, red.)," kata Kepala Sentra Satria Baturraden Kemensos Darmanto di Baturraden, Kabupaten Banyumas, Selasa.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya akan melakukan koordinasi awal dengan Dinas Sosial, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Cilacap.
Menurut dia, koordinasi tersebut sebagai asesmen untuk mengetahui kebutuhan air bersih yang akan disalurkan Kemensos untuk membantu masyarakat terdampak kekeringan di Kabupaten Cilacap.
"Tadi malam sudah ngobrol bersama teman-teman dari Dinas Sosial, dan hari ini koordinasi. Kalau sudah koordinasi, baru kita tindak lanjuti," katanya menegaskan.
Disinggung mengenai kuota bantuan air bersih yang akan disiapkan, dia mengatakan pihaknya akan mempertimbangkan dengan kemampuan anggaran karena wilayah yang terdampak kekeringan di Kabupaten Cilacap cukup banyak.
Selain itu, kata dia, dari BPBD Kabupaten Purbalingga juga sudah menghubungi Sentra Satria Baturraden terkait dengan bantuan air bersih.
"Tahun kemarin, kami juga memberikan bantuan air bersih. Nanti kami siapkan sesuai dengan kemampuan anggaran karena kemarin kami cukup banyak memberikan bantuan untuk bencana tanah bergerak di Kabupaten Brebes," kata Darmanto.
Sebelumnya, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cilacap Budi Setyawan mengatakan jumlah warga yang terdampak krisis air bersih di Kabupaten Cilacap terus bertambah.
Baca juga: Kemensos bantu air dan 13 tandon di daerah kekeringan Aceh Besar
Baca juga: Pemkot Kediri Jatim bagikan santunan kepada 1.689 anak yatim piatu
"Hingga saat ini, jumlah warga yang terdampak krisis air bersih telah mencapai 1.227 keluarga yang terdiri atas 4.410 jiwa atau bertambah dari dua pekan sebelumnya yang sebanyak 1.173 keluarga yang terdiri atas 4.206 jiwa," kata Budi di Cilacap, Senin (22/7).
Kendati demikian, dia mengatakan wilayah yang terdampak krisis air bersih tersebut masih sama, yakni sebanyak 10 desa di enam kecamatan.
Dalam hal ini, kata dia, wilayah yang mengalami krisis air bersih meliputi Desa Bojong dan Ujungmanik (Kecamatan Kawunganten), Desa Cimrutu, Rawaapu, dan Bulupayung (Kecamatan Patimuan), Desa Gintungreja dan Karanggintung (Kecamatan Gandrungmangu), Desa Rawajaya (Kecamatan Bantarsari), Desa Karang Kemiri (Kecamatan Jeruklegi), serta Desa Panikel (Kecamatan Kampunglaut).
Menurut dia, wilayah yang mengalami krisis air bersih itu tidak semata-mata kekeringan akibat musim kemarau.
"Jadi ada warga di beberapa desa seperti Ujungmanik dan Panikel yang sumurnya sebenarnya masih ada airnya. Namun air sumur tersebut terintrusi air laut sehingga tidak layak konsumsi," katanya.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan hingga saat ini BPBD Kabupaten Cilacap telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 24 tangki atau setara 120.000 liter yang bersumber dari APBD Kabupaten Cilacap Tahun 2024 untuk warga yang mengalami krisis air bersih.
Baca juga: BPBD: Jumlah warga terdampak krisis air bersih di Cilacap bertambah
Baca juga: Peneliti Unej ciptakan mesin FS-UV atasi kesulitan air bersih
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024