Kediri (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, segera memperbaiki dam besowo di Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, yang rusak akibat terjangan lahar hujan Gunung Kelud (1.731 mdpl).

"Dam itu terkena lahar hujan. Dam itu sangat penting, karena mengaliri air kedua daerah yaitu Desa Besowo dan Siman, Puncu," kata Wakil Bupati Kediri Masykuri di Kediri, Kamis.

Ia mengatakan panjang kerusakan akibat terjangan lahar hujan tersebut sampai empat meter, sementara ketinggian sampai dua meter.

Fungsi dam itu sangat penting, mengingat dam itu merupakan penampung air untuk mengaliri air di daerah tersebut.

Selain untuk konsumsi penduduk, juga untuk keperluan irigasi. Masyarakat saat ini tidak bisa memanfaatkan, karena dam sudah rusak akibat terjangan lahar hujan.

Pihaknya juga mengungkapkan, saat ini masyarakat juga masih sangat memerlukan kiriman air bersih. Banyak sumber mata air yang mampet, karena tertutup material vulkanik.

Padahal, biasanya di daerah ini air melimpah. Air mengalir dari gunung dan untuk berbagai keperluan baik konsumsi ataupun untuk keperluan irigasi.

Di daerah ini, mayoritas aktivitas warga adalah bertani. Mereka menanam berbagai macam tanaman hortikultura, seperti kacang panjang, tomat, cabai, dan sejumlah tanaman lainnya, dan tidak kesulitan mendapatkan air.

Pihaknya menargetkan, segera memperbaiki dam itu, sehingga bisa dimanfaatkan oleh warga. Dam bisa kembali menampung air hujan, sehingga warga juga bisa kembali memulai aktivitasnya, bertani.

"Itu tiga pekan saja bisa selesai (pembangunan), tinggal kapan siapnya. Pasir dan batu sudah ada, tinggal semen di bawa ke atas," ucapnya.

Ia mengatakan, saat ini belum ada laporan terbaru lainnya kerusakan akibat terjangan lahar dingin pascaerupsi Gunung Kelud (1.731 mdpl) pertengahan Februari ini.

Laporan yang masuk selain kerusakan di dam besowo itu adalah tangkis di Desa Klampisan dan Desa Karangtengah, Kecamatan Kandangan yang ambrol, serta sebuah kandang yang ambruk akibat terjangan lahar hujan itu.

Gunung Kelud mengalami erupsi, setelah sebelumnya terjadi gempa tremor sampai enam jam. Gunung itu dinyatakan erupsi pukul 22.56 WIB, setelah statusnya naik dari semula siaga menjadi awas.

Perubahan status Gunung Kelud relatif sangat cepat, dari sebelumnya aktif normal berubah menjadi waspada pada Minggu (2/2), dan berubah lagi menjadi siaga pada Senin (10/2) pukul 16.00 WIB, dan pada Kamis (13/2) pukul 21.15 WIB berubah statusnya menjadi awas. Akibat erupsi itu, merusak ribuan rumah maupun fasilitas umum, pertanian, peternakan, dengan kerugian miliaran rupiah.

(KR-FQH/M008)

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014