Jakarta (ANTARA News) - Jajaran direksi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menemui Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk menyampaikan kesiapan PGN mengembangkan infrastruktur gas bumi di wilayah itu.

"Secara historis, PGN pernah membangun dan mengoperasikan jaringan pipa distribusi gas bumi di wilayah Semarang, namun saat ini sudah tidak beroperasi. Program pembangunan jaringan distribusi gas di Semarang merupakan revitalisasi jaringan lama yang telah dioperasikan PGN sejak tahun 1980-an," ujar Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso, Selasa.

Pada pertemuan itu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo didampingi Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Teguh Paryono. Kepada Ganjar, Hendi menyampaikan bahwa PGN akan berinvestasi untuk merevitalisasi jaringan distribusi gas bumi itu dan akan membangun jaringan distribusi gas yang komprehensif di wilayah Semarang dan sekitarnya.

Jaringan distribusi gas yang akan dibangun yaitu distribusi Jateng Tahap 1 (Semarang, Kendal, Demak) sepanjang 48 kilometer dengan diameter 16 inci.

Tahap kedua meliputi wilayah Ungaran dengan panjang 34 kilometer dengan diameter 16 inci. Adapun tahap ketiga di Solo Raya, Pati dan Pekalongan sepanjang 235 kilometer.

"Berkembangnya industri di Jawa Tengah akhir-akhir ini, baik industri baru maupun yang didorong adanya relokasi Industri dari berbagai daerah karena tenaga kerja di Jawa Tengah yang cukup kompetitif, memerlukan pasokan energi dengan harga yang lebih kompetitif," kata Hendi.

Jawa Tengah memiliki beberapa kawasan industri yang membutuhkan dukungan pengembangan infrastruktur energi, yang tersebar di beberapa wilayah seperti Semarang, Demak, Kendal, Kudus, Pati, Ungaran, Solo Raya.

Menurut dia, gas bumi merupakan pilihan energi (bahan bakar maupun bahan baku) yang kompetitif dan ramah lingkungan. Infrastruktur gas di Jawa Tengah kata Hendi sangat mendesak untuk dibangun.

Data dari Dinas Pertambangan dan Energi Jawa Tengah menyebutkan bahwa ada potensi penghematan konsumsi energi sektor industri mencapai Rp900 miliar per tahun di Jawa Tengah.

Dia menekankan selama ini Indonesia sangat bergantung pada impor BBM. Impor BBM yang besarnya mencapai 3,6 miliar dolar AS per tahun atau lebih dari Rp360 triliun dinilai telah menguras devisa negara.

Tingginya impor BBM itu membuat neraca perdagangan Indonesia kerap menjadi defisit. Selain itu ketergantungan pada BBM, membuat subsisi BBM membengkak dari tahun ke tahun.

Dia mencontohkan, tahun 2013 lalu pemerintah harus menganggarkan lebih dari Rp200 triliun untuk subsidi BBM.

Lebih jauh Hendi menyampaikan progres rencana pembangunan jaringan transmisi Kalija (Kalimantan-Jawa) Tahap 1, PGN bekerjasama dengan PT Bakrie & Brothers.

Jaringan pipa gas sepanjang 200 kilometer itu menghubungkan lapangan gas Kepodang dan PLTGU Tambak Lorok Semarang. Menyikapi hal ini, Gubernur Ganjar Pranowo menyambut baik kesiapan PGN untuk membangun jaringan gas di Jawa Tengah.

Ganjar mengakui bahwa Jateng membutuhkan infrastruktur energi dan infrastruktur lainnya seperti jalan.

“Karena itulah tahun 2014 ini kami canangkan sebagai tahun infrastruktur bagi Jawa Tengah. PGN menjadi penting bagi Jawa Tengah,” katanya. Ganjar menambahkan bawa pemerintah provinsi Jateng akan memberikan dukungan sepenuhnya kepada PGN untuk mewujudkan pembangunan infrastruktur gas di wilayah Jawa Tengah.

“Bersama-sama PGN, pemerintah Jawa Tengah akan membuat roadmap infrastruktur gas di Jawa Tengah guna mendukung penyediaan energi di Jawa Tengah,” katanya.

Pewarta: Rangga
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014