... berarti teroris masuk ke perusahaan-perusahaan satpam ini... "
Jakarta (ANTARA News) - Paling tidak, mantan Wakil Kepala Kepolisian Indonesia, Komisaris Jenderal Polisi (Purnawirawan) Oegroseno, lebih kreatif daripada beberapa pensiunan tentara atau polisi yang lain. 

Jika kebanyakan menjawab "jadi petani" atau "wartawan" saat ditanya jurnalis tentang aktivitas mereka setelah pensiun, maka Oegroseno beda; dia ingin menjadi presiden satuan pengamanan. 

"Secara formil, saya belum tahu, tapi saya ingin mengembangkan satpam, presiden satpam," kata Oegroseno, di Markas Besar Kepolisian Indonesia, Jakarta Selatan, Selasa. 

Dia baru saja melepas jabatannya di posisi kedua Kepolisian Indonesia dan juniornya, Komisaris Jenderal Polisi Badrotin Haiti, dilantik menggantikan dia. 

Oegroseno menilai hingga saat ini pengelolaan satpam belum dikelola secara baik yang dikhawatirkan akan dimasuki pihak-pihak yang ingin merusak keamanan negara.

"Kemarin, masih ditemukan di perusahan jasa pengamanan ini ijazah palsu semua. Saya mengambil kesimpulan berarti teroris masuk ke perusahaan-perusahaan satpam ini," ucapnya.

Dia menjelaskan satpam bagian dari UU Nomor 2/2002 untuk Pengamanan Swakarsa jadi harus dikelola secara baik.

Oegroseno menjelaskan mekanismenya, yakni mengumpulkan data-data, membuat sertifikasi dan kompetensi yang tidak terlepas dari kepolisian.

Dia juga berharap Satpam suatu saat nanti bisa menangani jika ada bom, pengamanan TKP dan mengindentifikasi orang-orang yang jadi DPO.

"Karir dan gaji mereka harus jelas, selama ini kan di tv saja jadi bulan-bulanan," ujarnya.

Dia menambahkan terkait pengawasan, akan dikelola dengan baik agar menjadi mitra Kepolisian Indonesia.

"Obsesi saya nanti, ada anggota satpam yang duduk di Komisi III DPR dan berkomunikasi dengan Kapolri suatu saat," tuturnya.

Dia mengaku keinginannya itu sudah lama sejak ia menjadi Kapolda sebelum menjadi Wakapolri.

"Mungkin saya dianggap terlalu tinggi, tapi itu obsesi saya dan saya yakin bisa tercapai, sehingga tidak ada lagi satpam tukang parkir, bikin kopi dan mi instan," tukasnya.

Apakah ini isyarat khusus dari Oegroseno, alumnus Akademi Kepolisian pada 1978? 

Pewarta: Juwita Rahayu
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014