Ya, sesuai peta jalan Pertamina dalam mengembangkan energi baru terbarukan.Jakarta (ANTARA) - Inovasi yang dilakukan Pertamina dalam penerapan bioethanol 100 persen (E100) sebagai bahan bakar transportasi dinilai sebagai keseriusan BUMN tersebut dalam mengembangkan energi baru terbarukan (EBT).
"Ya, sesuai peta jalan Pertamina dalam mengembangkan energi baru terbarukan. Penggunaan bioethanol merupakan cara supaya pencapaian energi baru terbarukan ini terus maju. Ini juga bukti keseriusan Pertamina dalam transisi energi," kata pengamat energi bersih Abadi Poernomo melalui sambungan telepon, di Jakarta, Senin.
Dalam ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 di BSD Tangerang, Banten, Pertamina menampilkan inovasi terbaru yaitu bioethanol 100 persen (E100) berbahan baku sorgum.
Menurut Abadi, inovasi bioethanol merupakan salah satu upaya untuk terus mengembangkan EBT, apalagi pencapaian energi baru terbarukan sampai saat ini berkisar 13-14 persen dari target 23 persen setelah 2025.
"Itulah sebabnya, digalakkan penggunaan bioethanol," katanya pula.
Terkait hal itu, Abadi berharap Pertamina secara bertahap terus meningkatkan implementasi bioethanol dari saat ini 5 persen (E5) pada Pertamax Green, menjadi setidaknya hingga 20 persen, sebab pada angka campuran tersebut dinilai signifikan untuk mengurangi emisi gas buang.
Sementara terkait kolaborasi Pertamina dengan Toyota pada GIIAS 2024, bioethanol E100 digunakan sebagai bahan bakar alternatif pada kendaraan Flex Fuel Vehicle (FFV) Toyota, menurut dia, hal itu sangat positif.
“Paling advance terutama memang menggunakan Bioethanol 100 persen," kata dia.
Abadi menambahkan, mesin-mesin kendaraan yang dirancang menggunakan bioethanol memang banyak dibuat di Jakarta, termasuk yang menggunakan bioethanol 100 persen dan banyak diekspor ke Brasil.
Dia menyatakan keyakinannya, Pertamina bisa memproduksi secara massal bioethanol 100 persen, apalagi dengan dukungan produsen Ethanol yang kini baru sekitar 13 pabrik serta perbaikan regulasi, sehingga harga bioethanol menjadi ekonomis.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menambahkan Pertamina sebagai pemimpin transisi energi secara berkelanjutan mendorong penggunaan Bioethanol sebagai bahan bakar transportasi.
Selain menampilkan inovasi terbaru yaitu Bioethanol 100 persen (E100), perusahaan juga mengimplementasikan secara bertahap bioethanol di Indonesia. Implementasi tersebut dimulai dari Pertamax Green 95 dengan kandungan bioethanol 5 persen (E5).
Baca juga: Dahlan tegaskan produksi bioetanol PTPN X dibeli Pertamina
Baca juga: Pertamina-Toyota kolaborasi uji coba bahan bakar bioetanol 100 persen
Pewarta: Subagyo
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024