Washington (ANTARA) - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyampaikan kekhawatiran serius Washington atas pengumuman hasil pemilu presiden Venezuela.
"Kami memiliki kekhawatiran serius bahwa hasil yang diumumkan tidak mencerminkan keinginan atau suara rakyat Venezuela," kata Blinken dalam konferensi pers di Tokyo, Jepang, pada Senin.
"Sangat penting bahwa setiap suara dihitung secara adil dan transparan, bahwa pejabat pemilu segera berbagi informasi dengan oposisi dan pemantau independen tanpa penundaan, dan bahwa otoritas pemilu menerbitkan tabulasi suara yang terperinci," ujarnya, menambahkan.
Dia pun mengajak masyarakat internasional untuk mengawasi proses pemilu Venezuela dengan cermat dan ikut menanggapi.
Menurut Blinken, AS memuji rakyat Venezuela atas partisipasi mereka dalam pemilu, serta memuji "keberanian dan komitmen mereka terhadap demokrasi dalam menghadapi penindasan dan kesulitan".
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Adrienne Watson juga mengatakan hasil pilpres tidak mencerminkan suara rakyat Venezuela.
"Kami khawatir hasil parsial yang dirilis oleh otoritas pemilu Venezuela tidak mencerminkan suara rakyat, dan menyerukan agar hasil lengkap dan terperinci dirilis demi transparansi. Kami akan menunda penilaian hingga saat itu. AS dan komunitas internasional sedang mengamati," tulis Watson di media sosial X.
Nicolas Maduro (61) memperoleh 51 persen suara atau unggul atas perolehan suara pemimpin oposisi Edmundo Gonzalez yang mendapat 44 persen suara, menurut Dewan Pemilihan Nasional.
Namun, hasil tersebut telah dibantah oleh oposisi.
Dalam pidato kemenangannya, Maduro, yang memenangi masa jabatan untuk ketiga kalinya, mengatakan terpilihnya kembali dirinya sebagai presiden akan membawa perdamaian dan stabilitas di Venezuela.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Negara Amerika Latin kompak tolak akui hasil pilpres Venezuela
Baca juga: Nicolas Maduro dinyatakan menang pemilihan presiden Venezuela
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2024