"Kisruh yang disampaikan oleh Gus Ipul itu menunjukkan tidak paham konstitusi, tidak paham tata kelola organisasi, bahkan enggak paham tata krama," kata Gus Jazil, sapaan karibnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Bahkan, dia menilai upaya intervensi agar dapat mengembalikan PKB ke NU itu sebagai tindakan batil yang mengambil alih hak yang bukan semestinya.
"Jadi disayangkan organisasi yang di situ membawa didasari keulamaan, ternyata tidak menunjukkan etika keulamaan. Mau nyerobot, mau ambil alih, mau ngambil sesuatu yang bukan haknya, itu pantang bagi ulama. Itu adalah tindakan yang batil," ujarnya.
Dia pun menegaskan bahwa PKB merupakan partai politik berdaulat dan bukan badan otonom di bawah naungan NU.
"PKB berdaulat menjalankan Undang-Undang Partai Politik, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011, sedangkan NU berjalan dengan Undang-Undang Ormas (Organisasi Kemasyarakatan). Jadi kamarnya berbeda," ucapnya.
Namun, dia menampik soal anggapan elite PKB yang ahistoris dengan PBNU.
"Dari awal PKB menyadari hubungan historis antara PKB dan NU. Dan kami tidak pernah mempermasalahkan jika PBNU posisinya berjarak dengan seluruh partai politik, termasuk PKB," tuturnya.
Dia juga mengaku baru mendengar kabar terkait wacana Muktamar Luar Biasa (MLB) PBNU. Dia menegaskan bahwa PKB tidak akan ikut campur dengan ihwal MLB yang menjadi urusan warga NU.
"Yang jelas PKB tidak ikut-ikut urusan MLB PBNU, kalau ada silakan saja NU atau masyarakat NU yang melaksanakan, enggak ada hubungan sama PKB," ujarnya.
Meski ada kader PKB yang juga anggota PBNU, dia menekankan partainya akan menghormati dan tidak mengintervensi PBNU apabila ingin menyelenggarakan MLB.
"PKB tidak akan lakukan intervensi apa yang menjadi kedaulatan dari PBNU, kalau ada kadernya, jamaahnya yang mau MLB, kami juga enggak akan menghalang-halangi. Kami juga tidak akan mendukung, posisi kami menghormati dinamika itu," ujar dia.
Sebelumnya, Jumat (26/7), Sekjen PBNU Gus Saifullah Yusuf alias Gus Ipul mengatakan saat ini pihaknya sedang mendiskusikan untuk membentuk semacam panitia khusus (pansus) untuk mengembalikan PKB ke NU.
Gus Ipul berpendapat bahwa pemilik sah partai politik yang dipimpin oleh Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar itu adalah NU.
Ia menilai para elite PKB banyak membuat pernyataan yang melenceng dari fatsun awal berdirinya PKB. Bahkan, dia menduga ada upaya yang nyata dan sistematis oleh elite PKB guna menjauhkan PKB dari struktural NU.
"Langkah ini setelah melihat pernyataan elite PKB yang ahistoris. Ada tanda-tanda mereka akan membawa lari dari sejarah berdirinya PKB," katanya.
Baca juga: PBNU pastikan pansus soal PKB mulai bekerja besok
Baca juga: Gus Imin dorong pemimpin PKB jadi inisiator perbaikan di Indonesia
Baca juga: Cak Imin: Pansus Angket haji tak ada urusan dengan PKB atau PBNU
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024