"Sejumlah laporan media Lebanon sebelumnya mengatakan bahwa serangan yang menargetkan Shukr tersebut gagal..."Yerusalem/Beirut (ANTARA) - Militer Israel pada Selasa (30/7) mengeklaim telah membunuh komandan militer tertinggi Hizbullah, Fuad Shukr, dalam serangan udara di Beirut, mengatakan bahwa pembunuhan itu merupakan pembalasan atas serangan roket lintas perbatasan yang menewaskan 12 anak pada Sabtu (27/7).
Hizbullah, kelompok militan dan partai politik Lebanon, tidak segera mengonfirmasi kondisi Shukr. Sejumlah laporan media Lebanon sebelumnya mengatakan bahwa serangan yang menargetkan Shukr tersebut gagal.
"Malam ini, IDF (Pasukan Pertahanan Israel/Israel Defense Forces) melakukan serangan tertarget di Beirut, menewaskan Fuad Shukr, yang juga dikenal sebagai 'Sayyid Muhsan', komandan militer paling senior sekaligus kepala Unit Strategis Hizbullah," kata Juru Bicara IDF Daniel Hagari dalam konferensi pers di Tel Aviv.
Hagari mengatakan bahwa Shukr juga menjabat sebagai "tangan kanan" Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah dan merupakan penasihat Nasrallah untuk merencanakan dan mengarahkan operasi-operasi perang.
Dalam konferensi pers tersebut, IDF menyalahkan Shukr karena bertanggung jawab atas serangan roket mematikan pada Sabtu yang menghantam sebuah lapangan sepak bola di kota Druze, Majdal Shams, Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel.
Komandan tersebut "bertanggung jawab atas sebagian besar persenjataan tercanggih Hizbullah, termasuk rudal berpemandu presisi, rudal jelajah, rudal antikapal, roket jarak jauh, dan UAV. Dia bertanggung jawab atas pengembangan kekuatan, perencanaan, dan pelaksanaan serangan teror terhadap Israel," kata IDF.
Ledakan hebat terdengar di ibu kota Lebanon pada Selasa malam waktu setempat, dan rekaman video di media sosial menunjukkan kehancuran massal sebuah bangunan tempat tinggal, dengan puing-puing berserakan di jalan.
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengutuk serangan tersebut, dan mengatakan bahwa Lebanon mempertahankan haknya untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan guna mencegah agresi.
Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib menuturkan bahwa Lebanon akan mengajukan protes resmi kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas serangan tersebut.
Pewarta: Xinhua
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024