"Pasti hari-hari pertama sakit semua, badan sakit semua, juga mungkin si bayinya harus belajar untuk menyusui yang benar, kan banyak juga ibu yang kesakitan payudaranya, jadi memang perlu kesiapan secara psikologis, perlu juga penguatan dari orang-orang sekitarnya," kata lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu saat dihubungi ANTARA pada Kamis.
Dia menyampaikan bahwa menjadi ibu baru membutuhkan kerja keras, karena harus siap setiap saat untuk bayinya. Karena itu, ibu yang baru melahirkan membutuhkan dukungan dari suami dan anggota keluarga yang lain agar tidak merasa sendirian.
Selain memiliki sistem pendukung dalam keluarga, Livia mengatakan, ibu baru juga perlu bergabung dengan kelompok ibu yang baru melahirkan agar bisa saling berbagi cerita dan pengalaman tentang perawatan dan penanganan bayi.
"Itu juga penting, gimana yang what works dan doesn't work, sehingga terbantu," kata Livia, praktisi dan pendiri Pulih@thePeak, yang misinya memberikan dukungan kepada perempuan, remaja, dan keluarga.
Dia menambahkan, ibu baru yang mengalami kesulitan dalam menyusui bayi juga bisa berkonsultasi dan meminta bantuan dari tenaga kesehatan.
Baca juga: Rekomendasi porsi makan yang tepat bagi ibu menyusui
Baca juga: ASI turunkan risiko obesitas saat anak beranjak dewasa
Livia mengatakan bahwa ibu yang baru melahirkan dan menyusui berisiko mengalami depresi. Dengan dukungan dari orang-orang terdekat, mereka bisa menikmati relaksasi untuk menurunkan risiko depresi.
"Ada banyak hal yang natural untuk mengatasi depresi, misalnya berjemur, karena matahari itu juga antidepresan banget..." kata Livia, yang juga menjabat sebagai Pelaksana Tugas Direktur Eksekutif Yayasan Pulih.
Selain itu, menurut dia, ibu yang baru melahirkan bisa meluangkan waktu untuk jalan keliling rumah, beristirahat ketika bayi tertidur, atau mendengarkan lagu yang bisa menenangkan pikiran.
Dia menyarankan kerabat atau rekan yang menengok ibu yang baru melahirkan selain membawa kado untuk bayi juga memberikan obat-obatan herbal yang bisa membantu melancarkan pemberian ASI.
Livia mengemukakan bahwa dalam hal ini, pemerintah bisa menjalankan program kunjungan bidan ke rumah untuk memastikan ibu yang baru melahirkan bisa menyusui bayinya dengan baik beberapa hari setelah keluar dari rumah sakit.
Menurut dia, pemerintah juga bisa mengatur pemberian jatah cuti lebih panjang bagi suami agar ibu yang tinggal jauh dari keluarga bisa mendapat dukungan dari suami di rumah setelah bersalin.
Baca juga: Kebiasaan yang dapat memengaruhi persediaan ASI
Baca juga: Kebijakan cuti melahirkan berikan dampak positif kepada ibu menyusui
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024