Meutya kepada wartawan di Jakarta, Kamis, menjelaskan lawatan Prabowo ke beberapa negara, termasuk Rusia, setelah dia ditetapkan sebagai presiden terpilih juga merupakan strategi menjaga hubungan baik dengan negara-negara mitra Indonesia.
“Kunjungan ke Rusia menunjukkan strategi good neighbor policy yang memprioritaskan menjaga hubungan baik dengan setiap negara serta memastikan kebijakan luar negeri Indonesia yang independen dan bebas campur tangan asing,” katanya.
Menhan RI sekaligus Presiden Terpilih Prabowo Subianto berkunjung ke Istana Kepresidenan Rusia, Moskow, Rabu (31/7), untuk bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam pertemuan yang berlangsung terbuka selama kurang lebih 30 menit, Prabowo dan Putin berbagi pandangan dan keinginan masing-masing terhadap hubungan bilateral dan kerja sama RI-Rusia.
Prabowo kepada Putin menjelaskan prioritas kerjanya saat dia nanti resmi menjabat sebagai presiden RI periode 2024–2029. Beberapa prioritas itu mencakup memperkuat ketahanan pangan, ketahanan energi, menambah jumlah dokter, dan beasiswa besar-besaran untuk mahasiswa Indonesia ke luar negeri.
Prabowo, dalam pertemuannya dengan Putin, juga menyampaikan ketertarikannya untuk mengirim mahasiswa Indonesia menempuh pendidikan di kampus-kampus Rusia, juga kerja sama membangun dan mengembangkan reaktor nuklir untuk pembangkit listrik.
Prabowo di hadapan Putin juga menegaskan komitmennya dia bertekad meningkatkan kerja sama yang saat ini telah terjalin antara Indonesia dan Rusia.
Sementara itu, Presiden Putin mengakui hubungan bilateral RI-Rusia dalam keadaan yang baik, terlihat dari kerja sama bidang ekonomi dan perdagangan, pendidikan, dan sosial budaya.
Presiden Putin juga menyampaikan harapannya perundingan untuk membentuk zona perdagangan bebas antara RI dan Uni Ekonomi Eurasia segera rampung, karena jika itu disepakati, Putin yakin hubungan dagang RI-Rusia akan semakin kuat.
Terkait isi pembicaraan Prabowo dan Putin, Meutya mendukung rencana Menhan RI menjajaki peluang kerja sama dengan Rusia di berbagai sektor, termasuk pertahanan. Meutya menyebut adanya kerja sama alih teknologi pertahanan dengan Rusia dapat mengurangi ketergantungan Indonesia dengan negara lain.
“Kita tahu TNI AU masih menggunakan jet tempur Sukhoi Su-27 dan Su-30, melalui alih teknologi dari Rusia, akan mengurangi ketergantungan alutsista dengan negara lain, serta mewujudkan kemandirian industri pertahanan Indonesia di masa mendatang,” kata dia.
Baca juga: Menhan Prabowo dukung niat Rusia buka Konjen di Bali
Baca juga: Prabowo ungkap ketertarikannya pada energi nuklir saat bertemu Putin
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024