Atlet yang akrab disapa Christo itu berharap sejumlah fasilitas dapat diberikan untuk petenis, termasuk penyediaan lapangan untuk kebutuhan pembinaan atlet.
"Harapan aku harus lebih baik dari sebelumnya, target ke depannya kita ada SEA Games, Asian Games, SEA Games lagi karena dua tahun sekali, kemudian Davis Cup dan Fed Cup... Bisa jadi platform dan fasilitator untuk pemain-pemain Indonesia," kata Christo dalam wawancara khusus dengan ANTARA TV di Jakarta, belum lama ini.
"Aku sih ingin di GBK itu ada lapangan lebih dari empat-lima di Senayan."
Jumlah tersebut menurut Christo tidak cukup untuk menghelat sebuah turnamen kelas internasional. Apalagi jika kompetisi tersebut diikuti sektor putra dan putri.
Menurut Christo setidaknya butuh enam hingga 10 lapangan untuk menggelar turnamen semacam itu.
Selain soal fasilitas, Christo juga angkat bicara terkait regenerasi atlet tenis, baik putra maupun putri.
"Kalau bisa regenerasi itu tidak terlalu jauh jarak setelah Rifqi, setelah Aldila, kita tidak perlu menunggu lama-lama untuk generasi baru," ujar petenis berusia 34 tahun itu.
Jika dua hal itu dapat dipenuhi, menurut Chisto, tidak menutup kemungkinan petenis Indonesia dapat berkompetisi di pesta olahraga multicabang dunia Olimpiade.
"Sebenarnya memungkinkan sekali. Terutama di sektor putri Aldila sekarang peringkat 30-an, masalahnya siapa yang berpasangan dengan Aldila," kata Christo.
Baca juga: Kalahkan wakil AS/China, Aldila melaju ke semifinal WTA 500 Washington
"Ada Janice Tjen, ada Priska balik lagi setelah injury sekarang ada kemungkinan dengan materi yang sekarang ada kemungkinan (Olimpiade). Kalau dilihat dari level 30-an dunia, secara kualitas itu, kita punya pemain berkualitas Olimpiade."
Juara emas hat-trick SEA Games ganda campuran bersama Aldila Sutjiadi itu mengakui bahwa cabang olahraga tenis memang berat untuk dapat lolos Olimpiade. Sebab, tiket masuk Olimpiade berdasarkan peringkat tenis profesional.
Hal yang menurut Christo berat bagi sektor putra, termasuk Muhammad Rifqi Fitriadi yang saat ini berada di peringkat 824 dunia, dengan tertinggi 530 dunia, dan Justin Barki yang saat ini berada di peringkat 760 dunia.
"Kalau putra PR sih ya, persaingan di putra memang berat untuk masuk top 100, top 200 memang berat, cuma bukan berati tidak bisa. Rifqi, Justin Barki, ada chance untuk lima tahun ke depan," ujar Christo.
"Goal yang berat tetapi tetap possible."
Kepengurusan PP Pelti periode 2024-2028 resmi dilantik pada pertengahan Juli. Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo meyakini Ketua Umum PP Pelti Nurdin Halid beserta jajaran pengurus yang baru dilantik dapat mengangkat prestasi tenis Indonesia di kancah dunia.
Ketua Umum Nurdin Halid telah memiliki serangkaian program jangka pendek dan jangan panjang yang bisa membawa tenis Indonesia lebih baik lagi, salah satunya inisiatif membuat liga tenis profesional.
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat berharap liga tenis profesional mampu mencetak atlet-atlet baru berprestasi hingga ke level internasional.
Baca juga: Menpora yakin Nurdin Halid angkat prestasi tenis di kancah dunia
Baca juga: KONI harapkan liga tenis Pelti cetak atlet berprestasi ke level global
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2024