Batam (ANTARA News) - Maskapai Garuda Indonesia telah membatalkan seluruh penerbangan dari Batam-Pekanbaru sejak 1 Maret lalu hingga batas waktu yang belum ditentukan.

"Garuda sudah tidak terbang sejak 1 Maret hingga batas waktu belum ditentukan karena kondisi Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Riau terus diselimuti asap dan membahayakan penerbangan," kata Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho, di Batam, Rabu.

Berbeda dengan bandara lain yang dikelola PT Angkasa Pura, Bandara Internasional Hang Nadim Batam dikelola langsung oleh BP Batam dan Kementerian Perhubungan RI.

"Garuda terbang sekali sehari Batam-Pekanbaru dengan Bombardier CRJ-1000 NextGen dengan kapasitas 96 penumpang," kata dia.

Selain Garuda Indonesia, kata dia, maskapai Lion Air mulai 10 Maret 2014 juga membatalkan semua penerbangan dari Batam ke Pekanbaru yang dilayani dengan Boeing 737 terbaru.

"Lion Air terbang tiga kali sehari dengan jadwal pukul 09.10 WIB, 13.30 WIB dan 15.25 WIB dengan jarak tempuh sekitar 50 menit. Mereka juga terpaksa membatalkan seluruh penerbangan dengan alsan keamanan," kata djoko.

Ia mengatakan, saat ini maskapai yang masih melayani rute Batam-Pekanbaru hanya Citilink dengan jadwal berangkat dari Hang Nadim pukul 10.40 WIB dan 13.40 WIB setiap hari.

"Kalau Citilink hingga saat ini masih melayani rute tersebut. Meski terkadang harus delay karena kondisi di Bandara Sultan Syarif Kasim II tidak memungkinkan untuk didarati pesawat," kata dia.

Djoko mengatakan, gangguan kabut asap di Pekanbaru sudah mengakibatkan sejumlah penerbangan dari Batam dibatalkan sejak sebulan terakhir.

"Kami masih menunggu konfirmasi resmi dari maskapai mengenai kemungkinan mereka terbang kembali ke Pekanbaru," kata Djoko.

Sejak sekitar satu bulan, sejumlah penerbangan tujuan Pekanbaru juga sempat dialihkan ke Batam saat bandara Sultan Syarif Kasim II ditutup karena jarak pandang memburuk.

Maskapai Lion Air yang memiliki jadwal terbanyak, membuat maskapai tersebut banyak membatalkan penerbangannya.

Pewarta: Larno
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014