Data primary tentara udara menunjukkan posisi satu penanda pada 200 km barat laut Pulau Pinang pada pukul 02.15 waktu setempat."
Kuala Lumpur (ANTARA News) - Pemerintah Malaysia memperluas area pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang sejak Sabtu (8/3) hilang kontak di dua area yaitu Laut China Selatan dan Selat Melaka hingga 27 ribu mil laut.

"Pencarian itu diperluas dan 12 negara ambil bagian dalam upaya pencarian tersebut," kata pemangku Menteri Transportasi Hishammuddin Hussein dalam keterangan persnya kepada wartawan dari sejumlah negara di Hotel Sama-Sama Kuala Lumpur International Airport (KLIA), Rabu.

Saat ini, lanjut dia, fokus utama adalah menemukan pesawat dan black box supaya berbagai isu spekulatif tidak ada lagi.

"Sebelum pesawat dan black box itu ditemukan, segala isu spekulatif belum akan terjawab," ujarnya.

Operasi pencarian tidak akan dihentikan sampai pesawat tersebut ditemukan, katanya.

Menjawab mengenai kesan pemerintah menyembunyikan sesuatu, ia tegaskan bahwa operasi pencarian tersebut bukanlah operasi kecil, tidak mudah mengkoordinasikan begitu banyak negara dan armada yang terlibat dalam lokasi yang luas.

"Informasi yang kami berikan adalah konsisten, transparan dan tidak ada yang disembunyikan," tegas dia.

Panglima Tentara Udara Diraja Malaysia, Tan Sri Rodzali Daud menjelaskan pula bahwa radar terakhir mendeteksi adanya pesawat pada pukul 02.15 waktu setempat. Pada saat itu, ada kemungkinan pesawat berputar balik dan posisinya diduga di Selat Melaka.

"Data primary tentara udara menunjukkan posisi satu penanda pada 200 km barat laut Pulau Pinang pada pukul 02.15 waktu setempat," ungkapnya.

Sedangkan menurut Departemen Penerbangan Sipil (DCA) Malaysia, menyebutkan bahwa "second radar" terakhir kali mendeteksi pesawat MH370 pada pukul 01.41 waktu setempat.

"Primary radar menganalisa di hari yang sama, ada indikasi putar balik, namun "primary radar" ini tidak bisa melihat hingga identifikasi pesawat," kata Dirjen DCA, Datuk Azharuddin Abdul Rahman. (N004)

Pewarta: N. Aulia Badar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014