Didukung oleh kerumunan penggemar Denmark yang bersemangat di La Chapelle Arena, Axelsen yang menempati unggulan kedua berjuang menghadapi lawannya yang merupakan unggulan kedelapan dengan skor 21-11, 21-11 dalam waktu 52 menit.
Pemain Denmark itu menjadi orang pertama yang mempertahankan gelar tunggal putra Olimpiade sejak legenda bulu tangkis China Lin Dan, yang menang pada tahun 2008 dan 2012.
Sementara, perak yang diraih Vitidsarn merupakan medali Olimpiade pertama Thailand di cabang olahraga bulu tangkis.
Pemain Thailand itu mengawali pertandingan dengan baik, tetapi Axelsen segera menemukan ritmenya dan memimpin dengan meyakinkan di gim pertama.
Baca juga: Axelsen perlahan kembali ke performa terbaik jelang Olimpiade
Dia menutup pertandingan dalam waktu 24 menit, mengangkat tangannya sebagai permintaan maaf setelah memenangkan pertandingan dengan pukulan yang mengenai net dan jatuh.
Axelsen kembali tak terbendung di gim kedua, mengerahkan segenap tenaganya untuk melancarkan pukulan-pukulan keras.
Setelah memastikan gelar juara, ia meraih bendera Denmark dan berlari mengelilingi arena.
Sementara itu, tunggal putra Malaysia Lee Zii Jia mengklaim medali perunggu setelah mengalahkan wakil India Lakshya Sen melalui rubber game 13-21, 21-16, 21-11.
Di sisi lain, China memuncaki klasemen medali bulu tangkis untuk Olimpiade ketujuh berturut-turut, dengan memenangkan medali emas di ganda campuran dan ganda putri.
Untuk sektor ganda putra, pasangan Taiwan Lee Yang/Wang Chi-lin juga berhasil mempertahankan medali emas Olimpiade, setelah sebelumnya mengklaim podium tertinggi di edisi Tokyo.
Pada sektor tunggal putri, unggulan teratas An Se Young dari Korea Selatan melengkapi jajaran gelar yang sudah ia kumpulkan di usianya yang baru menginjak 22 tahun.
Baca juga: Shi Yu Qi geser Axelsen sebagai tunggal putra nomor satu dunia
Baca juga: Bermain sabar jadi kunci kemenangan Ginting atas Axelsen
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024