"Ini adalah fasisme siber dan kudeta kriminal," katanya, menegaskan.
Maduro mengatakan kepada pejabat tinggi militer selama kunjungan ke markas militer nasional bahwa musuh-musuh Venezuela ingin menghancurkan militer dari dalam, menabur perpecahan, demoralisasi, dan destabilisasi.
"Inilah sebabnya kampanye perundungan siber berlangsung di WhatsApp, melalui panggilan, pesan. Tidak ada yang baru," kata Maduro.
Presiden memuji Garda Nasional Venezuela yang dianggapnya telah melindungi perdamaian dan hak-hak konstitusional rakyat selama kerusuhan.
Ia menambahkan bahwa militer tidak akan pernah "mematuhi perintah oligarki darah biru atau kekaisaran Amerika Utara."
Dewan Pemilihan Nasional menyatakan Maduro sebagai pemenang pemilihan presiden 28 Juli.
Hasil pilpres itu memicu protes para pendukung oposisi dan bentrokan di Karakas serta kota-kota besar lainnya. Lebih dari 2.000 orang ditahan.
Sementara itu tanpa menunggu hasil penghitungan suara dan audit, Amerika Serikat (AS) menyerukan dunia untuk mengakui pemimpin oposisi Venezuela Edmundo Gonzalez sebagai pemenang pemilihan presiden negara.
Anggota parlemen AS dan Uni Eropa menuntut agar Maduro mundur.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: Maduro menang pilpres Venezuela dengan hasil 51,95 persen suara
Baca juga: Argentina akui Edmundo Gonzales sebagai presiden terpilih Venezuela
Maduro jadi Presiden Venezuela tiga periode, janji cegah kekerasan
Penerjemah: Primayanti
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024