Untuk PIN Polio tahap dua dijadwalkan mulai 12-18 Agustus 2024Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menyebutkan kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tahap dua yang seharusnya berlangsung 6-12 Agustus 2024 ditunda seminggu.
"Untuk PIN Polio tahap dua dijadwalkan mulai 12-18 Agustus 2024," kata Kepala Dinkes Kota Mataram Emirald Isfihan di Mataram, Rabu.
Ia mengatakan pengunduran jadwal pelaksanaan PIN Polio tahap dua merupakan kebijakan pemerintah pusat dan berlaku secara nasional.
Hal itu berdasarkan arahan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melalui Surat Nomor IM.02.03/C/2057/2024 yang dikirimkan kepada Kepala Dinkes di 33 provinsi pelaksana PIN Polio dan Kepala Dinas Dinkes kabupaten/kota di seluruh provinsi.
Baca juga: Indonesia waspadai penyebaran virus polio 10 negara
Kendati adanya perubahan jadwal tersebut, lanjutnya, tim dari Dinkes Kota Mataram tetap siap siaga untuk melaksanakan layanan imunisasi polio secara maksimal, sama seperti layanan tahap pertama.
"Cakupan PIN Polio tahap dua kita targetkan juga bisa mencapai 100 persen dari data riil, seperti cakupan imunisasi polio tahap pertama," katanya.
Data Dinkes Kota Mataram mencatat cakupan imunisasi polio tahap pertama di Mataram melampaui target, dengan capaian 100,6 persen dari sasaran riil 45.000 anak usia 0-7 tahun.
"Realisasi 100,6 persen tersebut menunjukkan komitmen tinggi pemerintah daerah dan tenaga kesehatan dalam melindungi anak-anak dari penyakit polio," katanya.
Ia mengatakan proyeksi sasaran yang ditetapkan oleh pemerintah pusat untuk sasaran vaksin di Kota Mataram sebanyak 62.023 anak. Tetapi setelah dilakukan validasi dan rapat koordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB, sasaran imunisasi polio di Kota Mataram ditetapkan 45.000 anak lebih.
Baca juga: Pemprov NTB targetkan 820.487 anak pada PIN Polio Serentak 2024
"Jumlah tersebut ditetapkan menjadi sasaran riil dan menjadi target kita dan hasil pendataan terakhir dari kegiatan sweeping, cakupan kita 100,6 persen," sebutnya.
Terkait cakupan imunisasi polio yang melebihi target, menurutnya, diperoleh dari anak yang berasal ari luar daerah tapi bersekolah di Kota Mataram.
Sebagai pusat pendidikan, kata dia, anak-anak yang sekolah di Kota Mataram juga berasal dari luar Kota Mataram sehingga sebagian dari mereka tercatat menjadi cakupan imunisasi di Kota Mataram.
Sementara saat pemberian imunisasi polio, petugas Dinkes tidak membedakan dari mana anak berasal. Tapi selama ada izin orang tua dan sekolah di Mataram, petugas memberikan tetes polio kepada sasaran. "Jadi data mereka tetap masuk ke Mataram. Karena itulah, kita kelebihan cakupan 0,6 persen," katanya.
Baca juga: Kemenkes targetkan 16 juta anak divaksin pada PIN Polio 23 Juli
Baca juga: Kemenskes RI sebut tiga provinsi di Papua terdampak kasus polio
Pewarta: Nirkomala
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024