Tidak ada gunanya memiliki tim medis yang hebat dan fasilitas kesehatan yang bagus dengan lapangan yang buruk
Jakarta (ANTARA News) - Setelah selama 20 tahun malang melintang di level tertinggi atmosfer sepak bola global, mantan kapten timnas Brasil, Marcos Evangelista de Moraes alias Cafu menyoroti kualitas lapangan yang dapat menentukan kualitas laga.

Ia benar-benar mengetahui bagaimana lapangan yang buruk dapat merusak tontonan bola, mengubah aliran bola permainan, hingga membahayakan kesehatan pemain.
 
Dari sebuah awal di Sao Paulo dan sepanjang seluruh karir panjangnya di Eropa, Cafu yang membawa Brasil menjadi pemenang Piala Dunia 1994 dan 2002,  ia gantung sepatu di tahun 2008.

Cafu adalah satu dari 237 orang di Sao Paulo yang hadir di hari kedua dan terakhir dalam Seminar keempat Persiapan Pertandingan untuk Pagelaran Piala Dunia 2014 Brasil (The Fourth Seminar on the Preparation of Pitches for the 2014 FIFA World Cup Brazil) yang diselenggarakan oleh panitia lokal.

Perwakilan dari 12 stadion Piala Dunia, Pusat Latihan Tim Nasional (CTSs), dan Kamp Latihan Resmi (OTCs) juga hadir di sana.

Hadir Pula General Manager Kompetisi dan dan Tim Servis Panitia Lokal, Frederico Nantes, Koordinator Komite Piala Dunia Alagoas, dan Kepala Maceio CTS, Marcos Pradines, dan agronomist Maristela Kuhn, Cafu berbicara kepada media.

Ia menjelaskan mengapa lapangan di CTSs dan OTCs harus memiliki standar yang tinggi yang sama dengan yang ada di-12 lapangan Piala Dunia.

"Sangat penting untuk bermain di lapangan CTSs yang memiliki kualitas sama dengan stadion. Untuk pemain hal ini sangat penting guna menjaga kualitas permainan," kata Cafu.

"Tidak ada gunanya memiliki tim medis yang hebat dan fasilitas kesehatan yang bagus dengan lapangan yang buruk," katanya.

Mantan kapten Selecao kagum dengan teknologi saat ini yang digunakan untuk merawat lapangan.

"Jika teknik yang digunakan sekarang untuk merawat lapangan digunakan saat saya masih bermain, khususnya saat saya mulai bermain sepak bola, saya mungkin masih akan bermain sampai hari ini. Sendi tulang saya dapat bertahan beberapa waktu ke depan!" lanjutnya.

"Pada Piala Dunia, kita tidak bisa menyalahkan lapangan yang buruk untuk striker," katanya.

Maceio, menjadi salah satu pusat latihan dari 32 Pusat Latihan Piala Dunia.

Pusat Latihan O Rei Pele (King Pele), akan menjadi tempat timnas Ghana berlatih. Walaupun kota tersebut tidak menjadi tempat penyelenggara pertandingan, ibu kota Alagoas itu melihat turnamen sebagai kesempatan yang baik.

"Walaupun kami bukan menjadi 12 lokasi pertandung, kami menyadari menampung salah satu tim Piala Dunia (untuk menjadi tempat latihan) adalah kesempatan yang baik untuk Alagoas dan terutama sekali untuk Maceio," kata Padrines pada fifa.com (15/3).

"Membangun dan memelihara O Rei Pele memungkinkan kami utnuk meninggalkan warisan sepak bola bagi negara ini".

Penerjemah: AA Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014