Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) kemungkinan mengimpor tabung elpiji tiga kg menyusul ketidaksanggupan produsen dalam negeri memenuhi kebutuhan 800.000 unit tabung pada tahun ini. "Kita minta kesiapan produsen tabung dalam negeri dulu, kalau mereka tidak sanggup menyediakan 800.000 unit, kita akan impor sisanya," kata Direktur Niaga dan Pemasaran Pertamina Achmad Faisal di Jakarta, Senin. Menurut dia, impor tabung elpiji bisa dilakukan dari China atau Thailand. "Kalau kebutuhannya banyak bisa dari China. Harga tabung dari China lebih murah sedikit sekitar sembilan dolar AS per unit," ujarnya. Namun, menurut Faisal, pihaknya tetap akan memaksimalkan produksi tabung dari dalam negeri dengan batasan harga tidak lebih mahal 15 persen dari harga impor. Pertamina telah mengundang 14 produsen dalam negeri guna memenuhi kebutuhan 800.000 unit tabung itu. Namun, menurut Faisal, ke-14 produsen tabung itu hingga kini belum memberikan kesanggupannya. "Mereka menjanjikan akan memberikan jawaban kesanggupan pada pekan ini," katanya. Sementara, PT Krakatau Steel telah menyatakan siap menyediakan pelat bajanya. Ia mengatakan, kendala utama produsen menyiapkan tabung adalah belum adanya modul atau contoh tabung berkapasitas tiga kg. Pada tahun 2007, Faisal menambahkan, kebutuhan tabung elpiji tiga kg mencapai 10 juta unit. "Kalau produsen dalam negeri mampu menyediakan 10 juta unit kita akan ambil dari dalam negeri, tapi kalau tidak ya impor," katanya. Pertamina telah menyiapkan dana Rp569 miliar untuk pengadaan 800 ribu unit tabung tahun 2006 dan 10 juta tabung tahun 2007 tersebut. Pertamina merencanakan akan menjual tabung ke konsumen pada harga Rp120 ribu. Namun, apabila tabung dibagikan secara gratis, maka BUMN itu akan mengklaim pengeluaran dana tersebut ke pemerintah yang diambil dari penghematan subsidi minyak tanah. Pertamina yang telah ditunjuk pemerintah sebagai pelaksana konversi elpiji akan memulai program pada Januari 2007. Pada 2007, Pertamina menargetkan program konversi dapat mengalihkan pemakaian 988.279 kiloliter minyak tanah dengan 567.767 ton elpiji. Skenario itu bisa menghemat subsidi minyak hingga Rp743 miliar. Selain itu, Pertamina juga menyiapkan skenario optimis sesuai permintaan Wapres Jusuf Kalla yakni mengalihkan 1,74 juta kiloliter minyak tanah dengan satu juta ton elpiji dengan potensi penghematan Rp1,3 triliun.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006