Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) menambah volume impor elpiji dan premium pada September 2006 guna mengantisipasi peningkatan kebutuhan selama bulan puasa. Deputi Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya sebelum rapat dengan Komisi XI DPR di Jakarta, Senin mengatakan, Pertamina akan tambah impor elpiji sebanyak satu kargo atau setara dengan 1.800 ton. "Sedang, premium kita juga tambah satu kargo atau setara dengan 140 ribu barel," katanya. Hanung mengatakan, impor elpiji akan dilakukan akhir September, sedang premium sudah dilakukan beberapa hari lalu. Pada kondisi normal, lanjutnya, Pertamina tidak mengimpor elpiji, sedang volume impor premium sebanyak 2,6 juta barel per bulan. Selain faktor puasa, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Achmad Faisal mengatakan, tambahan impor premium juga dikarenakan adanya sedikit kerusakan di Kilang Balikpapan beberapa hari lalu. "Tapi, sekarang kilang sudah jalan. Tambahan impor ini untuk wilayah Jakarta," katanya. Tambahan impor itu, menurut Hanung, akan meningkatkan pagu penjualan BBM hingga 10 persen yang merupakan antisipasi peningkatan konsumsi selama masa puasa yang dimulai akhir September ini. Pagu penjualan Pertamina dinaikan dari rata-rata 165 ribu kiloliter per hari menjadi sekitar 181 ribu kiloliter per hari. Menurut Hanung, selama puasa konsumsi elpiji meningkat karena kegiatan memasak juga meningkat, sedang kenaikan premium dikarenakan masyarakat cenderung bepergian menjelang puasa. Sementara stok jenis BBM lainnya yakni solar dan minyak tanah pada September ini sudah cukup. "Saat ini stok solar mencapai 23 hari dan minyak tanah 23 hari. Sedang, stok premium yang saat ini masih 18 hari akan dinaikkan di atas 20 hari selama puasa ini," katanya. Dalam APBNP 2006, kuota BBM bersubsidi telah ditetapkan 37,9 juta kiloliter yang terdiri dari premium 17 juta kiloliter, minyak tanah 9,9 juta kiloliter dan solar 11 juta kiloliter.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006